Teknologi, SAKATA.ID : Soal inovasi di dunia teknologi, Jepang lah jagonya. Di Jepang membuat masker saja menggunakan teknologi robotik.
Jadi, sebuah perusahaan Start-Up di Jepang, ingin mencoba memberikan solusi bagi masyarakat.
Karena banyak keluhan di para pengguna masker. Salah satunya adalah masalah komunikasi.
Apalagi di tengah pandemi seperti ini yang juga harus menjaga jarak. Komunikasi dua arah secara langsung menjadi cukup sulit.
Masker medis biasanya membuat komunikasi menjadi tidak lancar. Lantaran kata-kata yang diucapkan pengguna masker sering tidak terdengar jelas.
Karena itulah, di Jepang diciptakan masker penerjemah dengan teknologi robotik. Ini akan memudahkan pemakai masker untuk berkomunikasi.
Alatnya diciptakan Donut Robotics. Masker penerjemah itu memiliki fungsi untuk memperjelas serta memperkeras suara pengguna.
Jadi, orang lain dapat mendengar perkataan pengguna masker. Meskipun sedang menjaga jarak.
Dikutip CNN, Minggu (14/12), CEO Donut Robotics Taisuke Ono menjelaskan bahwa massa pandemi Covid-19 harus terus berinovasi.
Diantaranya dengan memberikan solusi dari kendala yang dikeluhkan masyarakat di Jepang sebagai pengguna masker.
Ono menegaskan, di massa seperti ini, kita semua masih harus bertemu langsung dengan orang.
Dan masker yang ia buat akan sangat membantu dalam berkomunikasi.
Terjemahkan 8 Bahasa
Kecanggihan masker di Jepang itu juga luar biasa. Ternyata bukan hanya soal pengeras suara.
Pengguna masker robotik itu tak perlu khawatir apabila menjumpai orang asing.
Pembuat masker ini menyertakan fitur penerjemah untuk delapan bahasa.
Di antaranya, Bahasa Indonesia, Inggris, Korea, Tiongkok, Vietnam, Spanyol, serta Prancis.
Pengguna juga bisa dengan nyaman bicara dalam bahasa ibu.
Alat nya dipasang setelah masker medis. Masker robotik kemudian akan menerjemahkan langsung ke bahasa yang diinginkan.
Ono menjelaskan bahwa ebenarnya, teknologi penerjemah tersebut dikembangkan untuk robot layanan bernama Cinnamon di Bandara Haneda.
Menurutnya, robot itu dikembangkan untuk membantu calon penumpang asing di bandara.
Namun, di saat pandemi menerjang Negeri Sakura itu proyek tersebut mandek.
Dan lama kelamaan dana mereka terus menipis. Sehingga Ono terpaksa memutar otak untuk mempertahankan operasional perusahaannya.
Dengan danya masker penerjemah itu, rupanya, reaksi masyarakat Jepang cukup tinggi.
Pada saat penggalangan dana, respon juga sangat baik. Pada gelombang pertama Donut Robotic berhasil meraup 28 juta yen atau Rp 3,8 miliar.
Bahkan dana sebesar itu hanya didapat dalam waktu 37 menit.
Di penggalangan dana kedua makin bertambah. Dia meraih 56,6 juta yen (Rp 7,6 miliar).
Dana sebesar itu, ungkap Ono, biasanya dalam waktu tiga sampe empat pulhluh hari.
Ono menegaskan, pihaknya, akan menyediakan lima ribu sampai 10 ribu unit masker robotik itu di Jepang.
Dia akang menjualnya dengan harga sekitar USD 40 atau sekitar Rp 564 ribu per unit.