Regional, CIAMIS: Dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW Tahun 2022 M/1444 H, Paguron Pencak Silat Putra Sinar Kawasen 1 gelar latihan bersama.
Kelompok Pencak Silat tersebut berada di bawah naungan Paguron Maung Lugay. Mereka melaksanakan kegiatan latihan bersama antar paguron yang ada di wilayah Kecamatan Banjarsari dan sekitarnya.
Ketua Paguron Putra Sinar Kawasen yang akrab disapa Bah Ogin menjelaskan, selain memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, kegiatan latihan bersama juga untuk meningkatkan kemampuan para murid.
Juga, lanjut dia, untuk mempererat tali silaturahmi antar paguron yang ada di Wilayah Kecamatan Bajarsari, Kabupaten Ciamis dan sekitarnya.
“Sehingga ke depan paguron-paguron yang ada di Kecamatan Banjarsari bisa lebih maju dan bersatu,” ujar Bah Ogin, Jumat (21/10/2022).
Menurut salah satu putra Bah Ogin yaitu Kang Amir kegiatan latihan bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut juga dilaksanakan dalam upaya memasyarakatkan, melestarikan, dan mengembangkan seni bela diri pencak silat di tengah masyarakat terutama para generasi muda.
Bah Ogin dan Maung Lugay
Bah Ogin sudah bekecimpung dalam seni bela diri pencak silat Sejak tahun 70-an. Ia mendirikan Paguron Maung Lugay, salah satu paguron buhun (tertua) yang ada di wilayah Kecamatan Banjarsari.
Paguron tersebut masih eksis dan bertahan sampai sekarang. Bahkan, semakin maju dengan dibantu para putranya serta para tokoh seperti Bhagus Kelana, Yayat Hendaryat, dan yang lainnya
Paguron Maung Lugay telah memiliki empat anak/cabang paguron yang diberi nama Paguron Putra Sinar Kawasen 1-4.
Paguron ini selalu melaksanakan latihan rutin setiap malam Minggu dan malam Kamis. Peserta yang mengikuti kegiatan latihan itu sekitar 45 anak.
Bah Ogin beserta para pengurus paguron juga melatih seni bela diri pencak silat di beberapa sekolah formal dan kelompok masyarakat yang ada di Kecamatan Banjarsari.
Di kalangan para pecinta dan pelaku seni bela diri Pencak Silat, Bah Ogin adalah nama yang sudah tidak asing bagi mereka.
Selain kemampuannya dalam pencak silat, sosoknya juga bersahaja, bijaksana, dan istikamah dalam melestarikan dan mengembangkan seni bela diri pencak silat.
Kepribadian itu lah alasan sosok Bah Ogin menjadi sesepuh dan panutan di kalangan para pecinta dan pelaku seni bela diri pencak silat.
Selain itu, kemampuan Bah Ogin dalam membuat dan memainkan alat-alat gamelan seperti kendang dan terompet adalah kelebihan lain yang dimiliki Bah Ogin.
Sementara itu, menurut Bhagus, kemampuan Bah Ogin tak hanya dalam bela diri Pencak Silat.
Bah Ogin mahir dalam memainkan terompet. Kata Bhagu, itu adalah kemampuan istimewa dan langka. Lantaran, sampai saat ini belum ada penerusnya.
Padahal, lanjut dia, kemampuan tersebut merupakan salah satu keterampilan penting dalam dunia bela diri pencak silat.
Paguron Maung Lugay pernah mewakili Kabupaten Ciamis ditingkat Provinsi Jawa Barat dalam acara West Java Usik Penca Festival yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata pada tanggal 10-12 Agustus 2017 lalu.
Dalam acara tersebut paguron menampilkan jurus khas Kabupaten Ciamis yang diberi nama Satria Karangkamulyan.
Menurut Bhagus, jurus tersebut merupakan gabungan dari beberapa paguron pencak silat yang ada di Kabupaten Ciamis. Di dalamnya terbagi dua jurus yaitu jurus Ciung dan jurus Wanara. Kedua jurus itu telah diakui orisinalitasnya di tingkat provinsi bahwa jurus tersebut adalah jurus asli Kabupaten Ciamis.
Selain jurus Ciung Wanara dirinya juga menciptakan sebuah jurus yang diberi nama Murbah Kawasen. Jurus tersebut terdiri dari 20 gerakan yang juga menjadi ciri khas dari paguron yang ia kelola.
Oleh karena itu Bhagus berharap agar hasil karya paguronnya bisa diapresiasi dan diakui legalitasnya oleh pemerintah Kabupaten Ciamis.
Paguron Pencak Silat Putra Sinar Kawasen Butuh Sapras
Proses perjalanan Padepokan Maung Lugay dan Padepokan Putra Sinar Kawasen bisa eksis sampai saat ini bukan berarti tanpa kendala.
Berbagai persoalan, terutama dalam masalah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana padepokan masih sangat minim.
Hal ini adalah persoalan yang sampai sekarang menjadi kendala utama yang dihadapi para pengurus dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di padepokan.
Menurut Kang Amir dan Bhagus, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut, namun sampai saat ini meraka belum berhasil mengatasinya.
Oleh karena itu, mereka berharap adanya perhatian lebih. Memberi bantuan dari para pemangku kebijakan untuk bisa memperhatikan dan memberi solusi atas persoalan yang dihadapi. Sehingga ke depan kualitas pendidkan di padepokan bisa lebih ditingkatkan.