SAKATA.ID: Menjauhkan anak dari gadget yang kini bukan hanya menjadi genggaman orang dewasa saja. Anak usia SD pun sudah mulai dibekali gadget oleh orang tuanya. Tiada lain, gadget tersebut hanya digunakan untuk bermain game. Dari mulai game offline hingga online.
Kini sudah sangat susah untuk melihat kembali anak-anak kecil yang berkumpul bermain bersama tanpa gadget. Terutama di daerah perkotaan. Tidak seperti pada era sebelum lahirnya gadget. Anak-anak bisa berkumpul tanpa massage. Mereka berkumpul sendiri karena mereka tahu kapan dan dimana mereka bermain secara naluriah.
Setelah berkumpul biasanya mereka mulai bermain. Banyak permainan tradisional yang sebenarnya tak kalah seru dengan gadget. Seperti congklak, bola bekel, baren, gobak, petak umpet, yoyo, gasing, panggal, lompat tali, lego, kuartet, simulasi pakaian, dan lainnya.
Alasan Anak-anak Menyukai Gadget
Zaman sekarang anak-anak lebih memilih permainan yang ada pada gadget ketimbang permainan tradisional. Alasannya sederhana, yaitu karena mereka semua tidak tahu seperti apa permainan tradisional.
Dan pertanyaannya, mengapa mereka tidak tahu? Yaitu karena orangtua dan lingkungannya sendiri yang tidak memperkenalkan permainan tersebut kepada mereka.
Jika dibiarkan, mereka jadi pecandu dan ketergantungan kepada gadget. Kasus seperti ini merupakan kasus kolektif yang tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak. Karena mungkin bagi beberapa anak, gadget tidak menyenangkan.
Namun karena mereka bingung dan tidak memiliki teman bermain, akhirnya mereka juga terpaksa memilih gadget sebagai media bermain. Selain dari mudah diakses, permainan tradisional dapat menjauhkan anak dari gadget. Berikut adalah beberapa manfaat yang didapat.
Permainan Tradisional, Mengembangkan Imajinasi
Sebagai contohnya adalah lego. Dalam Menyusun lego, diperlukan imajinasi untuk membentuk sebuah rangkaian yang bagus. Dibutuhkan ketelitian dan ketelatenan saat memainkannya.
Imaginasi ini sangat penting bagi pertumbuhan anak. Untuk membangun laku kreatif dan inovatif-nya kelak.
Melatih Kemampuan Verbal
Sebagai contohnya adalah permainan yang kerap dipanggil bp-bpan. Permainan ini terbuat dari bahan kertas yang dibentuk seperti karakter manusia, pakaian dan sebagainya.
Permainan ini dimainkan dengan memilih dan memainkan karakter. Ketika bermain, para pemain saling berdialog seperti seorang dalang yang memainkan wayang. Nah, saat itulah kita menjauhkan anak dari gadget dan kemampuan verbal-nya dilatih.
Kemampuan verbal ini juga sangat penting bagi anak untuk membangun keberaniannya berbicara di depan orang banyak. Jika diperhatikan permainan ini juga sangat mirip dengan permainan yang sangat populer pada gadget, yaitu The Sims.
Melatih Ketangkasan Anak
Sebagai contohnya adalah permainan lompat tali. Permainan ini hanya menggunakan tali yang tersusun dari karet sebagai medianya. Tali tersebut dibentangkan oleh dua orang kemudian yang lainnya melompati tali tersebut sesuai kaidahnya.
Saat melompat, ketangkasan sangat dibutuhkan. Jika tidak, tali tidak akan terlewati bahkan membuat pemain terjatuh.
Permainan ini juga sangat melatih otot. Terutama otot kaki sebagai penumpu. Jadi, saat pemain bermain lompat tali, secara tidak sadar ia juga sedang berolahraga.
Meningkatkan Kecerdasan Anak
Sebagai contohnya adalah permainan kuartet. Permainan ini merupakan sebuah kartu gambar dari beberapa film kartun yang dibuat per-seri. Kartu dibagikan secara random, kemudian tugas pemain adalah mengumpulkan kartu per-seri dengan cara menebak.
Untuk menebak, tentu dibutuhkan kecerdasan dalam memperhitungkan potensi yang ada. Selain itu, pada setiap kartu tersebut juga terdapat tulisan yang harus dibacakan terlebih dahulu sebelum menebak. Proses itu juga melatih kelancaran membaca pada anak.
Membentuk Kejujuran
Setiap permainan memiliki kaidahnya masing-masing. Ketika dilanggar, tentu pemain akan mendapatkan sanksi. Dan jika pemain tidak mengakui kesalahannya, maka ia akan mendapatkan sanksi sosial dari temannya. Yaitu tidak diajak lagi bermain di hari esok.
Meski demikian, setelah beberapa hari ke depan mereka akan kembali akur dan bermain bersama lagi. Maka dari itu, menjauhkan anak dari gadget dapat membentuk karakter positif karena permainan tradisional menuntut pemain untuk berlaku jujur.
*Penulis: Muhammad Rizky Ramdani, Civitas Sekolah Motekar Lingkungan Cibunar Desa Sadananya Kab.Ciamis-Jawa Barat.