Internasional, SAKATA.ID: Menteri Luar Negeri Republik Indonesia atau Menlu RI Retno Marsuadi bertemu dengan perwakilan Taliban, Amir Khan Muttaqi.
Pertemuan yang digelar di Islamabad, Pakistas pada Sabtu (18/12/2021) itu membicarakan tentang kondisi di Afghanistan yang dinipai semakin memburuk.
Kepada Muttaqi Menlu RI juga mengungkapkan harapannya terkait dengan janji Taliban saat mengambil alih Afghanistan pada Agustus lalu.
Retno berharap Taliban dapat menepati janji-janjinya. Salah satu janjinya adalah Taliban akan memerintah secara lebih terbuka, lebih inklusif.
Terutama, kata Retno, dalam melindungi penegakkan hak asasi manusia. Seperti hak perempuan dan kelompok minoritas lain di Afghanistan.
Retno meyakini bahwa implementasi janji Taliban ini akan memberikan kontribusi besar dalam menciptakan Afghanistan yang damai, stabil, dan makmur.
Selain itu, Menlu RI bertemu Taliban juga membahas tentang penghormatan hak perempuan.
Retno mengungkapkan harapannya kepada Muttaqi. Taliban harus dapat menghormati hak-hak perempuan termasuk di bidang pendidikan.
Bahkan, kata Retno, Indonesia juga siap untuk menjadi bagian dari kerja sama pengembangan pendidikan dan pengembangan kapasitas untuk pendidikan perempuan di Afghanistan.
Diketahui, Menlu RI bertemu perwakilan Taliban itu terjadi di sela-sela konferensi tingkat menteri darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Di konferensi tersebut pun membahas situasi Afghanistan. Negara-negara OKI merespons situasi kemanusiaan di Afghanistan yang kian memburuk sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.
Dari data yang diungkap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa sebanyak 23 juta rakyat Afghanistan menghadapi ancaman kelaparan.
Fasilitas kesehatan di negara tersebut juga dipenuhi oleh anak-anak yang kekurangan gizi. Kemudian, 70 persen guru di Afghanistan tidak mendapatkan gaji hingga jutaan anak dikhawatirkan tidak sekolah.
Maka dari itu, ungkap Retno, OKI juga memiliki tanggung jawab moral. Serta akan mengambil langkah yang konkret untuk bisa membantu Afghanistan.
Dalam konferensi itu juga Retno mengungkapkan bahwa negara-negara OKI harus bisa memobilisasi dukungan untuk dapat menangani krisis kemanusiaan di sana.