REGIONAL, TASIKMALAYA: Beternak hewan peliharaan jangkrik memiliki pasar bisnis yang menjanjikan. Namun, memasuki musim penghujan harga jangkrik di Kota Tasikmalaya merosot tajam.
Salah seorang peternak jangkrik Tito (67) mengaku, penurunan omzet penjualan jangkrik terjadi akibat musim penghujan tiba.
“Sebelumnya harga jangkrik mencapai Rp.30-Rp.50 ribu rupiah/Kgnya,” kata Ia, saat ditemui SAKATA.ID, di Kampung Pasangarahan, Kelurahan Indihiang, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Rabu (30/12/2020).
Kini, memasuki musim penghujan tiba harga jangkrik dipasaran mencapai Rp.15 ribu/Kgnya. Selain faktor musim penghujan, permintaan dari pelanggan pun berkurang.
“Sudah 20 tahun saya menekuni usaha ternak jangkrik. Dikarenakan faktor harga turun, ditambah cuaca, otomatis produksi jangkrik mengalami penurunan,” ujarnya.
Tidak hanya itu, sambung Tito, produksi jangkrik mengalami penurunan disebabkan oleh harga pakan mengalami kenaikan.
Cuaca Dingin Mempengaruhi Pertumbuhan Jangkrik
“Memang harga pakan mengalami kenaikan. Cuaca dingin pun mempengaruhi pertumbuhan jangkrik itu sendiri. Ada yang mati dan pertumbuhannya kecil,” ungkapnya.
Ia mengakui, disaat cuaca bagus harga jangkrik bisa mencapai Rp.30 ribu perkilogramnya. Faktor cuaca sangat mempengaruhi jumlah produksi jangkrik.
Meski harga pasaran merosot tajam, tidak menyurutkan semangat para peternak untuk terus melakukan pengembangan usahanya.
Saat ini, Ia sudah memiliki sebanyak 35 boks, dengan ukuran 1,20 meterx2,80 meter. Sebelumya Tito hanya mempunyai 3 boks tempat budidaya jangkrik.
“Saya cuma ternak saja, untuk pemasarannya sudah ada bandar yang datang ke sini membeli jangkrik hasil ternak saya,” terangnya.
Beruntung, semenjak memasuki masa pandemi covid-19, Ia masih mampu bertahan. Sementara itu, banyak rekan satu profesinya sudah gulung tikar.
“Alhamdulillah saya masih bisa bertahan dimasa pandemi covid-19 ini. Rekan-rekan satu profesi sudah banyak yang gulung tikar,” pungkas Tito.