Internasional, SAKATA.ID : Ternyata, secara diam-diam Oman berniat untuk mengajak damai Israel.
Kabarnya, Kesultanan Oman sudah ingin menjalin kerjasama dengan Israel. Tetapi, niatan itu belum juga diwujudkan lantaran beberapa hal.
Salah satunya mengenai hubungan bilateral Oman dengan Iran. Kesultanan Oman takut Iran marah apabila berdamai dengan Israel.
Informasi mengenai itikad Iran itu disampaikan sebuah sumber di Uni Emirat Arab (UEA) kepada surat kabar Israel, Israel Hayom.
Kemudian dikutip Middle East Monitor, Kamis (17/9/2020). Laporan surat kabar itu menyebutkan bahwa Oman saat ini adalah satu-satunya negara di kawasan Teluk yang mempunyai hubungan bilateral dengan Iran.
Negara Oman sejak kepemimpinan Sultan Qaboos bin Said memang tampil sebagai kesultanan yang netral dalam konflik di Timur Tengah.
Bahkan, diberitakan bahwa negara ini sempat menjadi tempat pertemuan rahasia antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
50 tahun berkuasa, Sultan Qaboos mencoba menjadikan Oman sebagai ‘Swiss’-nya Timur Tengah. Mencoba netral di tengah politik global.
Sultan Qaboos selalu berperan sebagai penengah antara Washington dan Teheran.
Namun, setelah kepergian Sultan Qaboos bin Said pada Januari 2020 lalu, negara ini dinilai tidak akan mampu untuk menyeimbangkan hubungannya antara Iran, AS, dan Israel.
Sekarang Kesultanan dilanjutkan oleh sepupu dari Qaboos. Yakni, Haitham bin Said.
Banyak pihak menyangsikan kemampuan Haitam dalam perpolitikan global. Bahkan, kemungkinan sultan yang baru tidak dapat lagi menjadi juru damai Iran-AS dan Israel.
Pada 2018 silam, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sempat mengunjungi Sultan Qaboos.
Ketika itu, Kepala Badan Intelijen Israel (Mossad) Yossi Cohen, mengklaim bahwa sejumlah negara Arab akan mengikuti jejak UEA dan Bahrain dengan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Sayangnya, kepergian Qaboos saat hubungan Iran dan AS sedang memanas.
Sehingga normalisasi yang dilakukan Bahrain dengan Israel dinilai tidak mungkin terjadi pada Oman.
Memang, Haitam dan Sultan Qaboos jauh berbeda. Ketika itu, Qaboos banyak dipuji negara-negara Arab.
Seperti penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum yang menggambarkan Qaboos sebagai sultan kehormatan.
Sheikh mengatakn itu di dalam sebuah posting Twitter. Qabiis katany, penuh dengan kasih sayang dan kebijaksanaan.