Politika, CIAMIS, Sakata.id:- Pedagang bahan kue turut mewarnai bursa calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Pilkada Ciamis 2024.
Pedagang bahan kue itu bernama Ahmad Nasai (42). Dia pemilik toko grosir bahan kue dan plastik Mitraku di Kecamatan Baregbeg Kab. Ciamis Jawa Barat.
Ahmad Nasai juga tercatat sebagai kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia membenarkan telah mengambil formulir pendaftaran cakada/cawakada ke DPC PKB Ciamis.
Nasai telah mengisi formulir tersebut dan akan mengembalikannya setelah berlibur dari Italia.
“Iya Saya sudah bawa formulir, sudah saya isi. Kemarin Saya keburu berlibur ke Italia, ada yang telepon, Saya harus mengembalikan, Saya akan kembalikan dalam waktu dekat,” kata Nasai, di kediamannya, Kamis (23/5/2024).
Nasai mengatakan, kendati langkahnya mengalir begitu saja, namun perihal dirinya maju pada perhelatan Pilkada bukanlah gimik. Apalagi jika partai meyakini dan mempercayainya.
Selain daftar ke PKB, Nasai mengaku sudah mendapat tawaran untuk daftar ke Partai Demokrat. Namun dia masih menimbang-nimbang.
“Kudu badami heula (harus musyawarah dulu), ” kata dia.
Nasai mengatakan dirinya bukanlah tokoh sentral, bukan tokoh besar di Ciamis. Dia mendaftar di ajang Pilkada juga hal yang baru.
“Ini pengalaman baru. Saya hanya ingin mewakili pedagang dan UMKM, kalau ada yang ngajak dan butuh, saya siap,” kata Nasai.
Alasan Pedagang Bahan Kue Daftar Cabup/Cawabup
Sebagai pedagang dan pelaku UMKM, hadirnya Nasai di perhelatan Pilkada membawa semangat untuk menguatkan posisi pengembangan UMKM sebagai benteng ekonomi nasional.
Dia meyakini dengan UMKM, ekonomi masyarakat terdongkrak, sehingga pendidikan tidak terkendala biaya, mengakses kesehatan juga tidak terkendala biaya, karena rakyatnya sejahtera.
Tetapi kondisi saat ini, Nasai menilai pemerintah daerah belum fokus terhadap penguatan UMKM sebagai nadi perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Padahal kata dia, pemerintah harus menemani betul UMKM, membina, membimbing dan mempermudah akses permodalan.
“Kalau saya (jadi bupati/wabup) akan saya buatkan rekomendasi agar perbankan welcome memberikan pinjaman permodalan kepada UMKM, dengan mudah dan cepat,” kata dia.
Selain permodalan, hal mendasar dari sisi pelayanan perizinan usaha, dan kebutuhan administrasi untuk UMKM seharusnya lebih cepat terlayani.
“Saya pelaku usaha, saya bicara sesuai yang saya alami, sekarang pelayanan perizinan, pembuatan PBG, masih lambat, ” kata Nasai.**