INTERNASIONAL, SAKATA.ID : Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang ke-36 diselenggarakan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) secara virtual di Vietnam.
Padahal tuan rumah, Vietnam sempat mengusulkan agar KTT dilaksanakan secara tatap muka. Namun karena masih pertimbangan Wabah Covid-19, konferensi digelar online. Ada beberapa bahan yang dibahas di dalam konferensi tersebut.
Untuk diketahui ASEAN merupakan organisasi regional yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Singapura, Laos, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
Isu Covid-19 yang semula mewabah di Kota Wuhan itu menjadi bahan diskusi para kepala Negara di dalam konferensi. Selanjutnya ada Pengungsi Rohingya Myanmar, dan klaim timpang tindih Laut China Selatan (LCS).
BACA JUGA : 200 Ribu Orang Meninggal Akibat Covid-19 di Amerika
Sebenarnya, di dalam konferensi tersebut tidak ada isu yang fokus untuk dibahas. Setiap kepala Negara mengajukan pembahasannya masing-masing.
Lalu pesan apa saja yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi dalam KTT ASEAN tersebut? Simak penjelasannya.
Melalui telekonferensi di Istana Bogor, Jawa Barat, Presiden Jokowi juga mengikuti konferensi ke-36 itu pada Jumat (26/6/2020). Ada beberapa pesan yang dia sampaikan ke hadapan para pemimpin negara yang tergabung dalam komunitas ASEAN.
Dikutip dari Siaran Pers Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020), ada beberapa hal penting yang disampaikan Jokowi ke hadapan para pemimpin Negara-negara ASEAN. Seperti penguatan kerja sama antarnegara di tengah Pandemi Covid-19.
“Peningkatan kerja sama di antara negara-negara mengembalikan harapan akan munculnya kerja sama antarnegara yang efektif, efisien, dan berkeadilan,” katanya.
Jokowi juga menekankan bahwa negara-negara yang tergabung di dalam komunitas ini harus menjadi subjek politik global. Jangan hanya sekedar dijadikan power projection negara-negara besar.
Sehingga, dia menilai, perlu adanya peningkatan kerjasama di tingkat kawasan. Sehingga mampu menjadi penggerak bagi stabilitas dan perdamaian. Seperti memperkuat Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik.
Outlook ASEAN, katanya, sudah menjadi kesepakatan para pemimpin di dalam KTT ke-34 yang lalu, pada 22 Juni 2019.
Kemudian, lajut Jokowi, negara yang tergabung di ASEAN harus mampu melewati tantangan penanganan Covid-19 serta dampaknya. Menuruntnya ada banyak perubahan setelah Pandemi Virus Corona. Sehingga tantangan akan lebih besar apabila persaingan Negara atau antar kekuatan besar semakin meningkat.
Maka dari itu, lanjutnya, dirasa perlu ada peran komunitas di dalam menavigasi perubahan tersebut setelah Pandemi Covid-19. Dia yakin, ASEAN akan lebih mampu menangani segala beban yang menimpa Negara-negara di kawasan.
Bukan tanpa alasan, jelasnya, lebih dari lima dekade negara di Asia Tenggara memiliki fondasi yang kuat sebagai komunitas dalam menghadapi berbagai perubahan.
Kemudian, lanjutnya, dibutuhkan kerjasama antar negara untuk percepatan pemulihan ekonomi. Maka, lanjutnya, perlu memulai pengaturan mengenai Travel Corridor.
“Sudah saatnya ASEAN memikirkan pengaturan travel corridor,” tegas Jokowi.
Selain untuk pemulihan ekonomi, lanjutnya, Travel Corridor juga sangat penting untuk menunjukkan arti strategis ASEAN di mata dunia. (S-03)