Nasional, SAKATA.ID: Pemerintah daerah atau Pemda disebut sering mengecer anggaran agar sulit diawasi.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Hari Ulang Tahun PSI di Jakarta, Rabu (22/12/2021).
Dia menilai bahwa cara mengelola anggaran seperti itu adalah salah. Lantaran pengeceran anggara tak akan berdampak baik pada pembangunan dan rakyat.
Dia mengaku tahu permainan Pemda sering mengecer anggaran berdasarkan pengalamannya sejak menjadi Wali Kota Solo.
“Kenapa sih diecer-ecer. Sampai ribuan mata anggaran. 40 ribu-50 ribu mata anggaran, kenapa? Supaya ngontrolnya sulit, itu saja jawabannya,” ujar dia.
Melihat hal itu, ia ingin supaya pemda mengubah cara mengelola anggaran. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyarankan agar setiap pemda menentukan fokus penggunaan anggaran setiap tahunnya.
Dia menyebut pemda bisa memfokuskan 60% anggaran ke satu program, dan sebanyak 40% sisanya bisa didistribusikan ke berbagai program lain.
Pria kelahiran Surakarta ini menyontohkna saat akan ngerampungin pembangunan pasar. “Ya sudah konsentrasikan duit ke situ saja, jangan semuanya dinas diberi,” ungkapnya.
Apabila tidak ada fokus pembangunan, maka dalam satu tahun tidak akan terasa anggaran habis namun tidak jelas apa yang dihasilkannya.
“Akhirnya setahun habis. Loh, loh, apa yang sudah dibangun? Nggak jelas apa yang sudah dihasilkan,” ungkap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga meminta supaya PSI ikut mengawasi penggunaan anggaran di daerah.
Kelakuan Pemda yang sering mengecer anggaran juga sempat dibahas Menteri Keuangan Sri Mulyani pada September 2021 lalu.
Ia menilai, belanja daerah belum terfokus. Namun pemda justru menyiasatinya dengan banyak program, minim hasil alias tidak produktif.
Jenis program yang dibuat pemda bisa mencapai 29.623 yang dipecah menjadi 263.135 kegiatan, tahun ini.
Lantas, belanja pemerintah daerah pun, katanya, tidak produktif. “Kita bisa bayangkan. Ini yang disebut di ecer-ecer. Ya seperti ini. Pokoknya kecil-kecil tapi semuanya dapat. Tapi tidak memperhatikan apakah pengeluaran itu menghasilkan output dan outcome,” jelasnya.