Regional, CIAMIS: Penggiat budaya di Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis baru-baru ini membuat penemuan yang menakjubkan.
Sebuah batu yang menyerupai batu peribadatan yang terkenal di Situs Budaya Karangkamulyan berhasil ditemukan, memunculkan pertanyaan tentang sejarah dan warisan budaya yang mungkin berkaitan.
“Kami menemukan batu aneh. Diduga peninggalan karuhun zaman dahulu kala,” ujar Atus Gusnawan penggiat Budaya warga Desa Winduraja pada Jumat (24/11/2023).
Atus bercerita, awalnya penemuan batu aneh tersebut saat ia sedang mencari ikan di Leuwi Kiara Koneng yang ada di aliran Sungai Cimuntur.
Dia mengungkapkan, warga melihat ada dua batu dengan bentuk aneh lantaran berbeda dengan batu yang ada di sekitarnya.
“Saat itu air sungai lagi surut karena musim kemarau. Dan warga melihat batu agak berbeda dengan batu yang ada di sungai tersebut,” kata dia.
Selanjutmya, kata dia, warga beramai-ramai melihat batu tersebut. Dan memang, agak berbeda dengan batu-batu yang ada di sekitarnya.
“Warga pun beramai-ramai melihat batu itu karena penasaran,” kata dia.
Atus mengatakan, pada saat dilihat dan diteliti secara seksama, pada batu tampak ada bentuk segitiga seperti lambang Tri Tangtu, (falsafah hidup orang Sunda zaman dahulu),” ucap dia.
Selain itu, terlihat pula seperti seperti bekas telapak tangan. Hanya saja sudah tidak jelas karena kemungkinan usia batu itu sudah ratusan tahun terpendam dalam aliran Sungai Cimuntur.
Batu yang ditemukan di Kawali Ciamis menarik perhatian karena kesamaannya dengan batu-batu peribadatan yang telah lama diidentifikasi di Karangkamulyan.
Menurut Atus, penemuan menakjubakn itu pun memunculkan pertanyaan menarik tentang sejarah Kawali Ciamis, serta hubungannya dengan Karangkamulyan.
“Posisi batu itu masih belum dievakuasi dari lokasinya,” jelas dia.
Penemuan Batu yang Menakjubkan karena Diduga Berkaitan dengan Kerajaan Galuh
Atus menjelaskan, apabila melihat di sekeliling lokasi penemuan batu itu cukup beralasan jika dikaitkan dengan sejarah peradaban masa Kerajaan Galuh.
“Karena tidak jauh dari batu itu ada bendungan kuno, yang juga diduga sudah ada sejak zaman Kerajaan Galuh,” terangnya.
Penemuan ini memunculkan pertanyaan menarik tentang koneksi sejarah antara Kawali Ciamis dan Karangkamulyan. Atus berharap pihak berwenang melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami konteks sejarah dan signifikansi budaya batu ini.
“Harapannya, dengan penemuan batu tersebut ada penelitian lebih lanjut. Supaya diketahui, apakah itu memang peninggalan sejarah atau bukan. Pihak berwenang agar melakukan evakuasi dari aliran Sungai Cimuntur. Karena takut hilang terbawa arus,” kata dia.
Atus mengaku, dirinya telah menghubungi pihak Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis. Namun sampai saat ini belum ada respon.