Regional, CIAMIS: Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri meninjau lokasi bencana alam pergerakan tanah di Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, Ciamis pada Minggu (7/5/2023).
Peninjauan itu dilakukan secara langsung dan bersama-sama, Kapolres AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro serta Dandim 0613/Ciamis Letkol Inf. Wahyu Alfiyan Arisandi.
Mereka ke tempat kejadian di Dusun Kelewih, Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.
Di lokasi, hadir lula Ketua Bhayangkari Cabang Ciamis Ayu Tony Prasetyo Yudhangkoro. Ia pun bersama Ketua Persit KCK Cabang XXIV Kodim 0613/Ciamis dr Hera Fitriasari.
Di sana mereka didampingi oleh Kepala Desa Saguling Otong, melihat secara langsung titik lokasi yang terparah akibat pergerakan tanah.
Ada satu rumah yang tidak bisa ditempati akibat bencana pergeseran tanah itu.
Pada kesempatan tersebut, Letkol Inf Wahyu Alfiyan Arisandi, mengatakan bahwa kunjungannya bukan sekedar melihat kondisi. Namun juga melakukanpenanganan pascabencana.
“Pada hari ini, kami bersama Kapolres melihat langsung kondisi pemukiman warga Kecamatan Baregbeg yang terdampak bencana pergerakan tanah,” ujar Wahyu.
Dia juga menyampaikan, pihaknya akan membantu masyarakat untuk membersihkan lingkungan sekitar lokasi kejadian.
Terutama, lanjut dia akibat oergerakan tanah ada rumah yang robohhingga tak bisa ditinggali.
Hanya saja, TNI dan Polri belum bisa melakukan perbaikan karena masih menunggu hasil koordinasi warga dan meperhitungkan terlebih dahulu kondisi tanahnya.
Jangan sampai rumah yang terdampak itu diperbaiki namun kembali terjadi bencana. Meskipun, musibah seperti itu tak diharapkan. Pihaknya eprlu mewaspadai.
Jika kondisi tanahnya sudah stabil, aparat pun akan bergotong royong untuk bersihkan puing rumah.
“Kami juga tentunya memohon pemerintah daerah. Supaya segera menyelesaikan permasalahan akibat pergerakan tanah,” jelas Dandim 0613/Ciamis.
Pergerakan Tanah di Baregbeg, Warga Jangan Bangun Rumah Dekat Lokasi Bencana
Wahyu meminta kepada masyarakat di Desa Saguling itu untuk tidak membangun rumah berdekatan atau di lokasi yang rawan bencana alam tanah longsor maupun pergerakan tanah.
“Kami imbau, masyarakat tidak membangun rumah di sekitar sini (lokasi eprgerakan tanah). Karena kondisi tanah masih labil. Ini juga memungkinkan ke depan terjadi pergerakan tanah yang cukup berbahaya,” kata dia.
Maka dari itu untuk keselamatan warga lebih baik membangun rumah yang jauh dari lokasi kejadian longsor maupun pergerakan tanah.
Sementara itu, AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro mengungkapkan bahwa pihaknya meminta masyarakat untuk selalu melakukan koordinasi dalam penanganan kebencanaan pergerakan tanah di Desa Saguling.
Selain itu, ia juga meminta supaya bermusyawarah terlebih dahulu untuk penanganan bencana pergerakan tanah ini.