Ragam, CIAMIS: Pohon Mengkudu Ajaib yang terletak di lokasi makam Dipati Wiramantri, Kecamatan Rajadesa memang menjadi misteri dan menarik perhatian banyak orang.
Pohon ini memiliki beberapa keunikan yang membuatnya istimewa. Diperkirakan, pohon yang berada di lingkungan Situs Samida Desa Sirnajaya itu sudah tumbuh sejak ratusan tahun yang lalu.
Meski begitu, pohon ini tak tumbuh besar. Tingginya tetap tidak berubah dari waktu ke waktu.
“Sejak saya kecil, pohon Mengkudu ini tetap berukuran kecil, tidak bada perubahan, padahal sudah tumbuh bertahun-tahun” kata Tokoh Masyarakat Desa Sirnajaya H Abdul Haris pada Senin (22/5/2023).
Dia mengungkapkan, pohon Mengkudu ajaib tersebut juga merupakan batas pemakaman Hindu di sebelah Timur dan Islam di sebelah barat.
Keanehan pohon Mengkudu yang tidak pernah tinggi dan besar ini tampak ketika pohon-pohon lain di sekitarnya sudah banyak yang tumbuh subur dan mengalami perubahan.
Padahal, tanaman yang sudah membesar itu ditanam atau tumbuh jauh setelah pohon Mengkudu tersebut ada. Kondisi pohon lain yang tadinya kecil menjadi tinggi dan besar.
Meski begitu, warga sekitar lingkungan Situs Samida tak pernah mengganggu atau merusak pohon Mengkudu tersebut. Malahan, mereka tetap menjaga dan merawatnya.
“Warga di sekitar makam sini tidak pernah mengganggu pohon Mengkudu itu, justru kami merawatnya dengan baik,” jelas Haris.
Sementara itu dia menjelaskan bahwa Dipati Wiramantri menurut cerita sejarah Rajadesa merupakan pemimpin yang adil, arif dan bijaksana.
Ketika dia memimpin, kata Haris, Wiramantri berpedoman pada ajaran dan syariat Islam sehingga rakyat di sekitar Rajadesa hidup damai, aman, tentram dalam kemakmuran dan kesejahteraan.
Selama berkuasa di Rajadesa Dipati Wiramantri sangat dicintai dan mencintai rakyatnya. Dalam kepemimpinan Wiramantri pun, tegas Harus, rakyat di sini sangat sejahtera.
Itulah cerita terkait pohon Mengkudu yang disebut ajaib oleh warga sekitar lantaran tidak tumbuh dengan baik. Padahal diperkirakan tanaman tersebut sudah tumbuh sejak ratusan tahun lalu.