Dianggap Terlalu Berambisi ke Pilpres 2024, Membuat Ganjar Tak Diundang Acara PDIP

Politika, SAKATA.ID: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak diundang ke acara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sabtu (22/5/2021).

Padahal acara PDIP itu digelar di Semarang dan dihadiri langsung Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Puan Maharani.

Bacaan Lainnya

Ketika Ganjar tak diundang, malah melahirkan suatu gejolak di internal PDIP. 

Dibeberkan secara terbuka, oleh Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto, bahwa Ganjar terlalu berambisi maju di Pilpres 2024.

Hal tersebut dikutip SAKATA dari Kompas, Minggu (23/5/2021).

“(Ganjar) Tidak diundang! wis kemajon, kelewatan. Yen kowe pinter. Ojo keminter. Kalau kamu pintar. Jangan sok merasa pintar,” kata Bambang.

Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu itu mengungkapkan bahwa dirinya telah mencoba menegur Ganjar. Namun Bambang merasa tak digubris.  

Ia menyebut, memang Ganjar tidak secara terang-terangan memperlihatkan keinginannya maju di Pilpres 2024.

Tetapi aktivitas Ganjar di media sosial yang semakin intens ditengarai sebagai upaya menaikkan elektabilitas, bahkan Ganjar sampai menjadi host di kanal YouTube-nya.

Bambang menegaskan, kalau dia tau niat Ganjar ke Pilpres 2024. Meskipun Ganjar mengatakan tidak mau ‘nyapres.

“Kalau bicaranya (tidak mau nyapres) pada tingkat ranting partai. Ya silakan. Tapi kalau (bicaranya) dengan orang politik. Ya pasti sudah paham. Arahnya ke mana,” jelas dia.

Bambang menilai, kader PDIP yang lain pun sebenarnya bisa melakukan manuver. 

Akan tetapi hal itu tidak dilakukan, lantaran menunggu perintah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Di PDIP, sejumlah nama sudah masuk dalam radar survei Pilpres 2024. Diantaranya Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

Puan Sindir Ganjar

Pada saat acara pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di Kantor DPD PDI-P Jawa Tengah itu, Puan menyinggung sosok yang pantas menjadi pemimpin.

Menurutnya, pemimpin yang layak menjadi calon presiden adalah yang bekerja di lapangan. Bukan di media sosial.

Puan mengakui, media sosial tetap diperlukan, namun bukan itu saja. Tetap harus nyata kerja di lapangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *