Jeje Versus Adang, Menakar Kekuatan Kandidat Pilbup Pangandaran

Jeje versus Adang di Pilbup Pangandaran

Politika, PANGANDARAN:– Jeje versus Adang, kedua kandidat di Pilkada Serentak Kabupaten Pangandaran ini sudah dipastikan berhadapan langsung, head to head.

Setelah melewati tahapan pendaftaran 4-6 September, KPU Pangandaran memastikan hanya ada dua pasangan yang mendaftar, yakni pasangan Adang Hadari-Supratman (Aman) dan Pasangan Jeje Wiradinata-Ujang Endin Indrawan (Juara).

Bacaan Lainnya

Kontestasi Jeje versus Adang di perhelatan Pemilihan Bupati (Pilbup) Pangandaran 2020 bakal berlangsung ketat dan tensi tinggi. Bagaimanapun masyarakat hanya disuguhkan pada dua pilihan Pangandaran Aman (Adang-Supratman) atau Pangandaran Juara (Jeje-Ujang).

Di atas kertas, konstalasi politik dari dua kandidat ini sebenarnya sudah terpetakan dengan jelas. Minimal dengan melihat dapur pacu politik kedua calon.

Jeje Versus Adang, Berikut Narasi Singkat Sosok dan Kekuatan Politik Kandidat :

1. Pasangan Jeje Wiradinata-Ujang Endin Indrawan (Juara).

Jeje Wiradanita adalah politisi murni dia calon petahana. Ketua DPC PDIP ini pernah memenangkan Pilkada Kabupaten Ciamis sebagai Calon Wakil Bupati bersama Iing Syam Arifin.

Kemudian pada perhelatan Pilkada langsung Kabupaten Pangandaran 2015, Jeje meninggalkan jabatan Wakil Bupati Ciamis dan kembali ke kampung halaman di Pangandaran.

Dia mendedikasikan diri menjadi Calon Bupati Pangandaran berpasangan dengan Adang Hadari (sebagai wakil) di Pilkada Pangandaran 2015 lalu. Hasilnya, Jeje Wiradinata – Adang terpilih menjadi Bupati – Wakil Bupati Pangandaran periode 2015-2020 dengan raihan suara 140.463 atau 58,66 persen dari perolehan suara dua lawannya.

Pada Pilbup Pangandaran 2020 ini Jeje dan Adang berbeda kongsi. Keduanya berhadap-hadapan sebagai rival. Jeje memilih berpasangan dengan Ujang Endin Indrawan sosok mantan birokrat Pemkab Pangandaran. Lalu menamakan pasangannya dengan Juara (Jeje Ujang Amanat Rakyat).

Tidak kepalang tanggung, pasangan Juara memperoleh dukungan dari enam partai politik dengan 30 kursi atau 75 persen dari total kursi di DPRD Pangandaran. PDIP, PKS, PAN, Gerindra, Perindo dan PPP bergabung menjadi dapur pacu politik yang begitu besar. Melihat modal ini, di atas kertas pasangan Jeje-Ujang sudah Juara.

Seoptimis kandidat yang mengatakan, pihaknya yakin bisa memenangkan Pilkada dengan modal mayoritas dukungan partai politik. “Jika partai-partai ini bekerja, kita menang. Optimis bisa menang,” kata Jeje.

Selain mengandalkan gerak pacu mesin politik, isu-isu keberhasilan pembangunan semasa kepemimpinan Jeje terus dinarasikan. Bahkan Jeje kerap turun langsung dalam permasalahan masyarakat melalui program quick respons-nya.

Keyakinan, optimisme, dan modal awal bisa saja kuat, namun politik itu dinamis. Rivalnya tentu tidak diam. Terus bergerak melakukan akselerasi.

2. Adang Hadari – Supratman (Aman).

Adang Hadari juga incumbent wakil bupati. Saat ini dia mengambil posisi sebagai calon bupati berpasangan dengan Supratman. Sosok mantan Ketua Presidium Pemekaran Pangandaran menjadi pilihan Adang.

Ada pengalaman bekerja bersama-sama saat berproses memperjuangkan pemekaran Pangandaran antara Adang dan Supratman. Saat itu Adang menjadi bendahara Presidium dan Supratman ketuanya.

Nostalgia dua tokoh presidium ini tidak bisa dianggap remeh. Kendati saat ini keduanya hanya diusung oleh dua partai politik saja Partai Golkar dan PKB dengan jumlah kursi di DPRD 10 kursi, namun jejak sejarah kedua tokoh ini bisa saja mendapatkan posisi yang kuat di hati masyarakat pemilih.

Narasi bersejarah terus digulirkan kubu Aman. Ada cita-cita Presidium Pemekaran Pangandaran yang belum terwujud, dan akan diwujudkan jika keduanya terpilih.

Menyadari hanya didukung dua gerbong politik, terpantau, penggalangan relawan terus dibentuk di tiap-tiap daerah. Kekuatan relawan menjadi andalan tambahan.

Berbagai upaya untuk mengakselerasi pemenangan bahkan sudah dimulai oleh kubu Aman, sejak sebelum mendaftarkan pencalonan ke KPU Pangandaran.

Narasi ganda ditebar, selain narasi harapan perubahan melalu jejak presidium pemekaran, narasi lain yang mengangkat sosok Adang sebagai incumbent wakil bupati, turut serta dalam menjalankan pembangunan Kabupaten Pangandaran bersama Jeje Wiradinata, juga turut mengisi pergerakan Aman. Sehingga apapun yang disuarakan kubu lawan terkait keberhasilan pembangunan, Adang Hadari tidak bisa dilepaskan dari perannya sebagai Wakil Bupati.

Jargon Pangandaran Aman dalam bimbingan orang tua, menjadi narasi yang khas dan menggambarkan bahwa orang tua selalu berpikir sejuk, lebih tenang, lebih cermat dalam menentukan kebijakan.

Dua partai bagi Adang-Supratman nampaknya sudah Aman sebagai modal daftar ke KPU. Bahkan akan mudah membuat solid kekuatan dua partai politik ketimbang terlalu banyak partai politik. Sisanya kekuatan tambahan dari relawan bisa diandalkan di berbagai titik.

Dari gambaran di atas tentu persaingan Jeje versus Adang akan sangat seru. Dua figur yang pernah bersatu ini kini berduel, berhadap-hadapan di Pilkada 2020.

Mana yang jadi pilihan masyarakat?, memilih Pangandaran Juara atau memilih Pangandaran Aman?, akan terjawab setelah momentum pesta demokrasi 9 Desember 2020 selesai. (Amir/sakata.id).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *