Raperda Pelestarian Domba Garut Ditolak, Anggota DPRD Ini Murka Hingga Banting Mic

Raperda Pelestarian domba garut
Raperda Pelestarian Domba Garut Ditolak Ketua DPRD Garut/Tangkapan Layar

Politika, GARUT: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Juju Hartati mengamuk hingga membanting microphone karena Raperda tentang Pelestarian Domba Garut ditolak.

Anggota DPRD dari Fraksi PDIP ini murka saat rapat Badan Anggaran berlangsung pada Senin (25/7/2022).

Bacaan Lainnya

Juju yang juga Ketua Badan Pembuatan Peraturan Pemerintah Daerah (Bapperpemda), merasa tersinggung dengan sikap Ketua DPRD Garut Euis Ida Wartiah.

Ketika itu, dirinya melaporkan bahwa ada tiga Raperda yang sedang dibuatnya. Salah satunya adalah tentang Pelestarian Domba Garut.

Juju mengatakan, Perda Pelestarian Domba Garut sangat penting sekali. Maka harus segera dibuat. Mengingat kondisi para peternak domba di Kabupaten Garut sangat membutuhkan perlindungan dari pemerintah. Apalagi di masa Endemi Covid-19 ini.

Namun usulan Raperda Pelestarian Domba Garut itu malah ditolak oleh Ketua DPRD.

“Dengan santainya. Ketua menjawab tidak penting. Dan tidak ada gunanya. Wajar dong, kalau saya marah,” ujar Juju.

Ia menyampaikan bahwa sebelumnya Juju didatangi oleh para peternak Domba Garut. Ketika itu, mereka mengeluh dengan kondisi saat ini.

“Bayangkan, 421 desa di Kabupaten Garut. Pasti ada yang memiliki Domba Garut. Bahkan Domba Garut menjadi penghasilan utama kehidupan mereka. Nah, yang ngurus mereka siapa, kalau bukan pemerintah,” tegas Juju.

Karena itu, dia berharap agar Pemerintah Kabupaten Garut membuat regulasi yang jelas tentang Pelestarian Domba Garut.

“Eh, malah ditolak. Dengan alasan gak ada uang. Itu kan tidak logis. Anda itu (Ketua Dewan) dipilih rakyat dan harus menyampaikan aspirasi ini,” ungkap Juju.

Lantaran emosi, ia menjelaskan, Juju sampai membanting Microphone. Ia pun dengan tegas meminta maaf telah berperilaku demikian. Namun, hal itu dia lakukan karena merasa dilecehkan.

“Maaf kalau saya emosi. Karena aspirasi kami dilecehkan dan tidak didengar,” pungkas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *