Internasional, SAKATA.ID: Rusia kabarnya memiliki senjata pamungkas yang bisa memicu tsunami 100 meter, namanya Poseidon.
Mesin kiamat itu punya daya ledak yang bisa menenggelamkan daratan. Drone nuklur ini juga memiliki torpedo berujung hulu ledak nuklir 2 megaton.
Informasi ini dikutip CNBC dari laporan Daily Star, drone tersebut juga dikatakan bisa meluncur di bawah laut dengan kecepatan 70 knot atau 80 mph pada kedalaman lebih dari setengah mil.
Drone nuklir itu dibuat dan memiliki tugas menghancurkan pangkalan angkatan laut musuh dan memastikan dominasi Rusia di lautan.
Presiden Rusia Vladimir Putin memuji setinggi langit senjata itu. Ia mengatakan, Poseidon membawa aturan besar soal penggunaan nuklir.
Menurutnya bahwa tidak ada apa pun di dunia yang mampu menahan Poseidon.
Namun Naval News menyebut bahwa sistem unik pada drone nuklir itu belum siap untuk digunakan. Apabila senjata itu aktif, dapat berpotensi mengubah wajah pencegahan nuklir selamanya.
Fisikawan Rex Richardon mengatakan senjata nuklir ditempatkan sekitar 20 MT hingga 50 MT dekat pantai laut. Drone itu dapat menggabungkan energi tsunami Jepang atau bahkan lebih besar lagi.
Mesin itu juga mampu mengambil keuntungan dari efek amplifikasi dasar laut yang naik. Sehingga gelombang tsunami yang diciptakan mencapai ketinggian 100 meter atau 330 kaki mungkin terjadi.
Senjata itu pun bisa meniup sedimen laut ke udara, yang dapat menciptakan awan debu radioaktif.
Maka, apabila senjata itu digunakan dampaknya juga sangat besar. Menurut Richardson, Los Angeles atau pun San Diego, Amerika Serikat sangat rentan pada kejatuhan akibat angin darat yang dominan.
Rusia Punya Hulu Ledak yang Banyak
Negeri Beruang Merah itu memiliki jumlah hulu ledak nuklir yang cukup banyak, meskipun sampai saat ini masih dirahasiakan jumlahnya.
Kendati demikian, dalam sebuah Buletin Ilmuwan Atom memperkirakan jumlahnya mencapai 4.447 hulu ledak nuklir. D mana 1.588 di antaranya dikerahkan pada rudal balistik dan di pangkalan pengebom berat.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengungkapkan serangan nuklir bakal menjadi ‘malapetaka’ bagi dunia.