SAKATA.ID: Puasa Dzulhijjah atau disebut puasa Tarwiyah adalah puasa sunah yang dilakukan dua hari menjelang lebaran haji atau Idul Adha.
Kendati hukumnya sunah namun Ketua GP Ansor Ciamis Maula Sidik mewajibkan seluruh anggotanya untuk melaksanakan puasa sunah tersebut.
Kendati puasa Dzulhijjah atau Tarwiyah ini tidak wajib bagi umat Islam, namun memiliki fadilah yang besar serta dipercaya memiliki nilai keberkahan yang lebih.
“Salah satu keuatamaannya puasa ini dapat menjadi jalan ampunan Allah. Tidak tanggung, puasa ini disebut bisa menghapus dosa-dosa kita selama satu tahun,” kata Sidik, Selasa (28/7/2020).
Sidik mengatakan tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bukan pendosa. Bahkan tidak ada yang tahu berapa banyak dosa-dosa yang dilakukannya.
BACA JUGA: GP Ansor Ciamis Usulkan Calon Kades Tes Corona
“Karena itu pada momen yang utama ini menjelang Idul Adha, saya mewajibkan anggota Ansor berpuasa dua hari,” kata Sidik.
Setelah dua hari berpuasa, pada puasa yang kedua itu GP Ansor Ciamis akan melaksanakan buka puasa bersama, sekaligus menggelar Ijazah Istigosah Hasymiyah, pada Kamis (30/7/2020) atau 9 Dzulhijjah.
Istigosah ini dilaksanakan berdasarkan hikmah dari kisah dibaliknya. Konon Kiyai Hasyim Asari pernah memprediksi akan terjadinya gonjang ganjing, yang akan menimpa Indonesia, wabil khusus Nhadathul Ulama.
BACA JUGA: GP Ansor Ciamis Bahas Ketertutupan Informasi Publik
Masa sekarang, gonjang-ganjin itu juga bisa dilihat, dari saling caci maki antar ummat islam, ormas-ormas, antar kelompok bangsa. Agar terhindar dari kondisi tersebut, maka GP Ansor mengajak berdoa bersama dalam Ijazah Istigosah Hasyimiyyah.
“Mari kita berdoa bersama, agar kita tidak masuk dalam lingkaran gonjang-ganjing tersebut,” kata Sidik.
Ijazah Istighosah Hasyimiyah ini akan disampaikan oleh Gus Latif Dirosah Rijalul Ansor Kabupaten Ciamis yang diijazahi oleh Almarhum Gus Zaki cucu dari Hadrosyeikh Hasyim Asyari.
Kiyai Hasyim Asari adalah ulama besar Nahdatul Ulama dan Pahlawan Nasional, pada saat tanah air dijajah Jepang, beliau melawannya dengan politik perkuatan Ukhuwwah Islamiyyah. *