RAGAM, SAKATA.ID: Buku puisi Theoresia berjudul “Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi” ternyata memiliki latar belakang proses berkaya yang unik dari Theoresia Rumthe dan Weslly Johanes. Keduanya adalah sepasang kekasih yang sama-sama penulis dari timur Indonesia.
Situasi yang mencekam akibat pandemi Covid-19 menjadi satu sisi yang kelam namun justeru menjadi jalan terang kekaryaan bagi Theoresia dan Weslly.
Pandemi corona telah mengekang beberapa pergerakan manusia dengan dalih mencegah penyebaran virus. Namun tidak bisa mencegah aktivitas komunikasi virtual, apalagi proses berkarya.
Ekperimen kekaryaan ditunjukan dengan oleh dua sejoli Theoresia dan Weslly. Pandemi bukan batas untuk mematikan karya. Corona mungkin telah membunuh banyak orang, tetapi tidak bisa membunuh karyanya. Seperti yang dia tulis dalam instagramnya, “Wabah yang tidak bisa dibunuh oleh wabah adalah kebakian kita pada orang lain”.
Theoresia dan Weslly, keduanya bahkan telah menulis buku puisi versi digital. Bahkan karya yang disusun menjadi buku puisi itu terlahir dari susunan percakapan pesan pendek melalui WhatsApp.
Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi menjadi karya terbaru Theoresia. “Proses perbalasan puisi satu dari yang lain kami lakukan, seperti dua buku sebelumnya,” kata Theo melalui keterangan Persnya Sabtu (13/02/2021).
Kumpulan puisi sebelumnya yang dibukukan berjudul “Tempat Paling Liar di Muka Bumi” juga dilakukan Theoresia dan Weslly melalu pesan singkat (SMS). Dan buku berjudul “Cara-Cara Tidak Kreatif untuk Mencintai,” dirangkai melalu percakapan WhatsApp.
Siska Yunita editor Gramedia Pustaka Utama mengatakan, format untuk buku puisi “Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi” diambil dengan format percakapan Theo dan Weslly melalui perbalasan pesan email.
Menurut Yunita pasangan penulis ini membuat eksperimen yang menarik. Mereka mampu menjaga kontinuitas dari awal hingga akhir. Bahkan sesekali mengambil dan menyisipkan sajak sebelumnya ke sajak sendiri yang baru, sampai percapakan terasa mengalir.
Buku puisi “Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi” sampai 14 Februari sudah memasuki masa prapesan di toko buku online. Namun kata Yunita, buku karya Theo yang lahir di masa Pandemi ini akan hadir pada versi reguler di toko buku pada 3 Maret 2021.
Romantisme Puisi Theoresia dan Weslly
Perempuan bernama Theoresia Rumthe sudah banyak menghasilkan karya-karya romantisnya sejak tahun 2010. Pada tahun 2018 dengan sang pacar, Weslly Johanes membangun percakapan puitis yang romantis.
Kedua pasangan ini menjadi sering berbalas puisi melalu perpesanan. Lalu dikumpulkan menjadi buku puisi berjudul “Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai” buku pertama yang dikumpulkan dari percakapan dengan sang kekasih.
Tentu saja percakapan puitis kedua sang kekasih ini tidak hanya terlahir dari imaginasi tetapi juga hati dan menjadi konten romantis yang menyentuh. Pembacanya banyak terpaku dan tak mampu berlari untuk terus membaca sampai habis.
Menulis Menurut Theoresia
Dalam artikel yang ditulis Klya Risandaru, Theoresia menceritakan pemikirannya dari pengalaman menulisnya. Menulis menurut Theoresia sangat didorong dan dipengaruhi oleh rasa.
Dari pengalamannya dia meyakini jika menulis sangat dekat sekali dengan yang patah hati, yang menderita, yang sakit dan yang merasakan sunyi. Menulis menurutnya, bisa menyembukan dirinya dari rasa-rasa tersebut. Paling tidak mengurangi rasa patah hati, menderita, sakit dan bisa memecah kesunyian diri.
“Dan banyak sekali saya menulis karena didorong rasa-rasa itu,” kata Theo.
Theoresia menceritakan pengalamannya saat remaja pernah secara sembunyi-sembunyi membaca Kitab Kidung Agung pada bagian tentang bagaimana laki-laki dan perempuan saling merayu lalu bercinta tanpa rasa jijik, dan tidak menganggap itu porno.
Dari situ kemudian Theoresia berpikir bagaimana itu semua bisa ditulis olehnya dengan indah. Tentu dengan melibatkan rasa.
Seorang penulis skenario film Irfan Ramli bahkan menuliskan kesannya pada Theoresia dan kekasihnya Weslly. Keduanya kata Irfan, menjelaskan dengan sangat baik bagaimana jatuh cinta dan mencintai bisa begitu ajaib dan berbahaya.*