Mbah Sindu Wangsa Sepuh Penyebar Agama Islam di Jelat, Ciamis

Mbah Sindu wangsa sepuh
Makam Mbah Sindu Wangsa Sepuh/Ist

Ragam, CIAMIS: Konon, sejarah yang membawa ajaran Islam ke Galuh salah satunya adalah Mbah Sindu Wangsa Sepuh yang makamnya berada di Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.

Semasa hidupnya ia dikenal sebagai orang saleh dan pemimpin yang bijaksana.

Bacaan Lainnya

Menurut Wawan, selaku Kuncen Situs Mbah Sindu, sebelum datang dan bermukim di daerah Bojongloa (Desa Jelat) ia adalah seorang pedagang dari Negeri Timur Tengah.

Tak dijelaskan, kapan tepatnya Mbah Sindu ini datang ke Nusantara.

Hanya saja, Wawan menjelaskan, kedatangan Mbah Sindu ke Nusantara ialah untuk memperdalam Agama Islam kepada Wali Songo.

“Awal kedatangan Mbah Sindu Wangsa Sepuh dari negeri asalnya ke daerah Solo,” kata Wawan.

Dia menuturkan, setelah lama memperdalam Agama Islam di daerah Solo, Mbah Sindu pun mendapat tugas agar ilmu agamanya semakin dalam.

Maka, Mbah Sindu mendapat perintah dari gurunya untuk menemui Sunan Gunung Jati dan Mbah Kuwu Sangkan Hurip di Cirebon.

“Selama di Cirebon Mbah Sindu bergabung dengan pasukan Macan Ali,” ucap Wawan.

Ia juga mengatakan, setelah lama bergabung dengan pasukan Macan Ali dan ilmu agamanya semakin dalam. Kala itu, Sunan Gunung Jati memberikan titah agar Mbah Sindu pergi ke Pasundan (Galuh). Yakni untuk menyebarkan Agama Islam di sini.

“Mbah Sindu membuka perkampungan dan mulai menyebarkan Agama Islam kepada rakyat Galuh yang ada di Bojongloa (Desa Jelat) saat ini,” jelas Wawan.

Dia menjelaskan, selama menyebarkan Agama Islam dan memimpin di daerah Bojongloa sikapnya sangat disenangi dan dicintai masyarakat. Karena Mbah Sindu penuh dengan kasih sayang tanpa sedikit pun ia melakukan kekerasan.

“Mbah Sindu merupakan orang yang membuka perkampungan dan lahan pertanian. Ia juga membuka saluran irigasi di sini,” jelas Wawan.

Wawan mengungkapkan, untuk menghargai jasa-jasa dan menghormati Mbah Sindu Wangsa Sepuh masyarakat Desa Jelat, sebelum Bulan Ramadan tiba (Bulan Sya’ban) mengadakan Doa bersama yang disebut Mupunjung.

“Doa bersama itu dipimpin usdtaz di sini. Untuk memohon keridoan Alloh SWT dan ungkapan rasa syukur atas semua limpahan rizki yang telah diterima kita semua,”ungkap Wawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *