Harga Kedelai Naik Dikeluhkan Pengrajin Tahu Tempe

Foto: dok sakata.id

REGIONAL, CIAMIS: Informasi terkait melambungnya harga kedelai baru-baru ini dikeluhkan sejumlah pihak, terutama para pengrajin tahu dan tempe.

Kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe, sangat berdampak pada sejumlah perajin di wilayah Dusun Pasiripis, Rt.04 Rw.01, Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis.

Bacaan Lainnya

Para pengrajin tahu tempe yang mengandalkan kedelai sebagai bahan baku produksi mereka, menjerit ketika harga kedelai melonjak sekitar Rp 2.800 per kilogramnya.

Harga kedelai yang semula ada di sekitar Rp 6.500 per kilogram kini naik menjadi Rp 9.300 per kilogramnya.

Salah seorang perajin tahu dan tempe Iwan mengatakan, bahwa harga kedelai saat ini mengalami kenaikan, yang cukup membebani para pengrajin usaha tahu dan tempe. 

“Kenaikan harga kedelai yang cukup signifikan ini menyebabkan biaya produksi pembuatan tahu dan tempe ikut naik,” kata Ia, saat ditemui di rumah produksi, Minggu (10/1/2021).

Pengrajin Mengurangi atau Memperkecil Ukuran Tahu Tempe

Untuk menghindari kerugian yang besar, sambung Iwan, para pengrajin mengurangi atau memperkecil ukuran tahu tempe buatannya.

“Caranya dengan mengurangi takaran kedelai yang dikemas ke dalam plastik maupun memakai daun pisang,” ujarnya.

Iwan mengaku, mengurangi ukuran produksi tahu tempe yang dijual terpaksa dilakukan. Dikarenakan pihaknya tidak dapat menaikkan harga jual tahu dan tempenya untuk menyesuaikan kenaikan harga kedelai.

“Ukurannya diperkecil dikurangi sedikit. Tetapi harganya tetap sama atau tidak naik. Sebab, kalau harganya dinaikkan takut tidak laku,” jelasnya.

Ia menuturkan, harga tahu dan tempe diproduksi tetap sama yakni, untuk harga tempe yang dibungkus dengan daun pisang dijual dengan harga Rp 1.000-Rp 2.000 rupiah per bungkusnya.

Sementara itu, untuk harga tahu dijual dengan harga Rp 2.500 rupiah per bungkusnya.

Pihaknya pun berharap, untuk harga kedelai harus kembali turun dan normal, sehingga seluruh pengrajin tahu dan tempe bisa produksi seperti biasanya.

“Dikarenakan seluruh pengrajin tahu dan tempe sangat tergantung kepada bahan baku yakni kedelai,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *