Kisah Jaga Baya di Situs Jangraga Cipaku Ciamis

Situs Jangraga Ciamis

SAKATA.ID: Situs Jangraga di Selacai Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Jawa Barat banyak dikunjungi peziarah. Kenapa mereka berziarah ke sana ?.

Kuncen Situs Jangaraga Engkus Kusdiana menceritakan penggalan kisah dari Legend Situs Jangraga. Di sana kata dia, ada makam Senopati Jaga Baya yang merupakan pengawal dari Raden Suta Jaya dari Kerajaan Cirebon.

Bacaan Lainnya

Suta Jaya disebut memiliki keris setan kober yang sakti mampu mengisap darah. Namun, sang pengawal Senopati Jabagaya memiliki kenuragan yang bisa menaklukan setan Kober. Maka dia diminta menjadi pengawal Suta Jaya.

Senopati Jaga Baya pun berseedia, karena melihat Suta Jaya memilik kesolehan sosial. Suta Jaya disebut mendapat tugas pengambilan upeti pajak, hasil dari pemungutan itu tidak seluruhnya dia setorkan ke kerajaan Cirebon. Hanya 10 persen saja dia serahkan ke kerajaan, sisanya 90 persen dia bagikan lagi untuk rakyat.

Kendai legenda dari kisah ini belum dipastikan kebenarannya karena tidak memiliki kekuatan dalam jejak kisah sejarah dengan Kesultanan Cirebon, namun cerita ini terpelihara dengan keyakinan masyarakat di sekitar situs.

Bahkan diesebutkan daerah Situs Jangarag pernah didatangi Syeh Nurjati dalam misi penyebaran Islam. Syeh ini memberikan pengajaran memelihara lingkungan semesta alam, dengan bercocok tanam. Dulu, daerah itu adalah daerah yang gersang dimana hanya ditemukan pohon kirai. Syeh Nurjati kemudian melakukan penanaman pohon.

Perlu Ditata Sebagai Wisata Religi

Engkus mengatakan, tidak tahu peziarah tau kisah dari mana terkait Situs Jangraga yang di dalamnya ada makam Senopati Jaga Baya. Tetapi dibalik itu semua ada potensi wisata yang bisa dikembangkan oleh pemerintah.

“Kalau ditata saya yakin bagus kang. Sumber yang ada berpotensi, tinggal penataan, namun belum dilirik oleh pemerintah desa sekalipun,” kata Engkus.

Lingkungan sekitar Situs Jangaraga dulunya adalah semak belukar. Namun kemudian ditata secara mandiri oleh Engkus Kusdiana, termasuk melakukan pembentangan.

“Pontang-panting saya kang ngebenteng ini. Karena dulu banyak penjarah yang menebang pohon di sini, makanya saya benteng,” kata dia.

Luas areal Situs Jangraga sekitar 2,1 Hektare, disana terdapat banyak pohon-pohon tinggi menjulang yang berfungsi sebagai serapan air.*(HM/S-02).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *