Kolaborasi dengan DPR RI, BKKBN Edukasi Pencegahan Stunting di Bandung Barat

Pencegahan Stunting
BKKBN RI Kolaborasi dengan DPR Melakukan Edukasi Pencegahan Stunting di Bandung Barat/SAKATA.ID

Regional, SAKATA.ID: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) terus berupaya agar dapat menurunkan angka stunting. Mereka memberikan edukasi tentang pencegahan stunting pada masyarakat Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Acara yang dilaksanakan pada Senin (12/12/2022) itu berkolaborasi dengan Anggota DPR RI Hj Netty Prasetiyani, M.Si.

Bacaan Lainnya

Anggota Komisi IX DPR RI menjadi pembicara bersama Mitra Kerja BKKBN di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula tokoh masyarakat yang juga mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Netty mengatakan bahwa stunting sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Karena itu, ia sangat berharap pada masyarakat, agar dapat melakukan pencegahan stunting pada anak sedini mungkin.

“Saya sangat berharap kepada warga. Agar dapat memahami apa itu stunting. Dan apa dampak buruknya terhadap anak yang akan dilahirkan oleh seorang ibu,” ujar Netty.

Ia menegaskan, pada dasarnya, stunting ini adalah amanah sekaligus juga menjadi PR bagi semua.

Maka, diperlukan upaya perubahan pola pikir pada masyarakat agar menjadi sadar bahwa kasus stunting ini penting dan bisa terjadi kepada siapa saja.

Selain itu, lanjut dia, anak yang sudah terlanjur stunting, itu harus melakukan perawatan untuk pemberian gizi yang baik dan seterusnya.

“Harus betul-betul tepat sasaran. Dalam melakukan pendampingan. Kepada yang bener-benar langsung dan memiliki dampak stunting itu,” ucap Netty.

Pencegahan Stunting, Penurunan Belum Mencapai 14 Persen

Sementara itu, dari data BKKBN RI mengungkapkan, penurunan angka stunting dari tahun-tahun sebelumnya relatif belum mencapai 14 persen di tahun 2024.

Sehingga, perlu adanya percepatan strategi nasional terkait dengan percepatan mencegah stunting.

Jika sudah tepat den cepat, target 14 persen membutuhkan penurunan 3 persen menuju percepatan penurunan stunting ke 2024.

BKKBN RI juga mengungkap ada beberapa wilayah di Indonesia yang kasus stuntingnya masih tinggi. Yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

Program KB Diklaim Berhasil dan Jumlah Stunting di KBB

Dalam kesempatan yang sama, Handayani memberikan pengetahuan tentang stunting kepada masyarakan Kabupaten Bandung Barat.

Ia juga menyampaikn terkait hasil dari program keluarga berencana (KB) yang sudah dikatakan berhasil menekan angka laju pertumbuhan penduduk.

Ia pun mengungkap angka stunting di Kabupaten Bandung Barat sebanyak 24%. Dari 100 balita di Bandung Barat, 18 anak yang stunting.

Ia menjelaskan, stunting itu adalah dimana kondisi anak yang mengalami gagal tumbuh pada balita yang terjadi karena kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan. Hal itu menimbulkan pertumbuhan tidak ideal.

Ia pun mengungkap terkait program di KBB yang yang terdiri dari 5 Outline:

  1. Kondisi keperdudukan Indonesia.
  2. Stunting: Konsep, Penyebab, kemudian dampak, dan Fakta.
  3. Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
  4. Kalaborasi dan Sinegitas Semua elemen Peran Perguruan Tinggi.
  5. Program Inovasi.

Ia menegaskan, kelima Outline tersebut mengarahkan masyarakat, Pemerintah, dan keluarga agar bersama-sama melakukan pencegahan stunting.

“Karena salah satu syaratnya yaitu generasi muda. Dampak dari stunting itu bertubuh kerdil lantaran kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan atau HPK,” ujar Handayani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *