Regional, BANJAR: Berdasarkan data yang dirilis sub divisi data dan kajian epidemiologi divisi penanganan kesehatan satgas covid-19 provinsi Jawa Barat. Terhitung 21 sampai 27 Desember 2020, kota Banjar berada di level kewaspadaan dengan resiko sedang atau zona oranye. Dengan catatan 74 kasus positif aktif, 224 kasus positif berhasil sembuh dan 10 kasus meninggal, Rabu (30/12/2020).
Tingginya tingkat kesembuhan pasien terkonfirmasi positif yang berhasil ditangani tim medis RSUD maupun RS Asih Husada sebagai lokasi isolasi patut diapresiasi. Hal tersebut tidak lepas dari peranan para tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan baik secara medis maupun secara mental. Sehingga pasien yang menjalani masa isolasi memiliki kekuatan untuk melalui fase kritis mereka.
Pengalaman menjalani masa isolasi sebagai pasien terkonfirmasi positif diakui M (38) salah seorang ASN asal dinas Pertanian. Ia mengungkapkan bahwa dirinya diberikan pelayanan yang sangat baik oleh para Nakes RS Asih Husada kecamatan Langensari.
M menjabarkan, selama masa isolasi ia berada di bawah pengawasan medis tim nakes yang solid. Ia juga mendapat dukungan moril untuk menguatkan pasiennya.
“Selain konsumsi obat, vitamin dan makanan yang bergizi, kami juga diberikan support yang luar biasa oleh tim nakes. Semangat sembuh kami tinggi,” urainya.
Pasien Merasa Nyaman Selama Isolasi
Dilanjutkannya, selama menjalani isolasi dirinya justru seperti mendapatkan keluarga baru dan tidak merasa jenuh sama sekali.
“Pasien disini merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan tim nakes. Saya merasa seperti memiliki keluarga baru untuk saling menguatkan satu sama lainnya,” imbuhnya.
Penambahan kasus terkonfirmasi positif saat ini memang masih dalam tahap bisa dikendalikan. Satgas penanganan covid-19 kota Banjar tidak dicemaskan dengan kapasitas ruangan isolasi yang masih terbatas. Terlebih, hampir setiap hari ada peningkatan kasus pasien positif yang berhasil sembuh. Pasien yang sembuh bisa pulang sehingga ruang isolasi tersedia untuk calon pasien positif lainnya.
Kendati kota Banjar zona oranye, selama kurang lebih seminggu ini justru kendala datang dengan habisnya. Stok reagon untuk pemeriksaan swab tes sehingga pengambilan swab sempat berhenti dan berakibat pada telatnya hasil swab pasien.
“Kami mohon maaf atas keterlambatan hasil swab. Sebelumnya ada kendala pada habisnya stok reagon sehingga proses pemeriksaan sampel swab dihentikan,” tutur dr. Agus Budiana, kabid pencegahan dan penanggulangan penyakit Dinas Kesehatan kota Banjar.
Menurut dr. Agus, saat ini stok reagon sudah kembali terisi. Pihak laboratorium sudah dapat memproses pemeriksaan swab dengan kapasitas 100 sampel setiap harinya.
“Semoga dengan kapasitas 100 sample setiap harinya dapat mempercepat penanganan bagi pasien terkonfirmasi positif. Agar meminimalisir resiko memaparkan virus ke yang lainnya,” pungkasnya.*(Editor: Dewi/Sakata.id)