Kota Tasik Terendam Air Laut, Jarak ke Pantai Cipatujah 50 KM

Kota Tasik Terendam Air Laut

SAKATA.ID – Kota Tasik terendam air laut. Diduga pernah terjadi pada jutaan tahun lalu. Dugaan ini ditunjukan dengan jejak biota laut ditemukan di sebuah tempat di Kota Tasik, padahal jarak ke Pantai Cipatujah 50 KM, jarak yang sangat jauh.

Tempat dengan jejak biota laut itu mengigatkan pada teori ilmuwan tentang Water World, bahwa milyaran tahun lalu bumi sebenarnya adalah lautan.

Bacaan Lainnya

The Guardian pernah mengutip kerak samudera menunjukan bahwa dahulu kala di bumi tidak ada daratan seperti sekarang, tetapi dipenuhi oleh air.

BACA JUGA: Situ Sanghyang Tasikmalaya Aset Jabar yang Terbengkalai

Tepatnya di Kampung Karang Pawitan Kelurhana Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmlaya Jawa Barat, tim petualang Sakata.id melihat banyak biota laut berupa fosil kerang dan batu karang yang menunjukan bahwa dahulu kala daratan Kota Tasik terendam air laut.

Keberadaan biota laut yang ditemukan di daratan Urug Kawalu itu membuat masyarakat setempat berspekulasi bahwa  Kota Tasik dulunya lautan.

“Kami meyakini jika dulu ini adalah lautan dangkal, bahkan mungkin pernah menjadi samudera. Seiring waktu, lautan itu terus mengalami pendangkalan, dan akhirnya menjadi daratan,” kata Abah Dian.

Masih tidak jauh di Kelurahan Urug tidak jauh dari Kampung Karangpawitan, kebenaran teori Water World semakin dekat dengan fakta jejak biota laut masa lampau ditemukan di Gua Sarongge.

Dibalik rumpun bambu, terdapat lubang menganga yang ternyata itu adalah mulut Gua Sarongge. Dua orang petualang Sakata.id tidak bisa masuk bersamaan.

Ukuran lubang yang hanya muat untuk satu tubuh manusia, membuat cara masuk ke mulut Gua itu harus begiliran satu persatu.

Dengan berbekal senter untuk menerangi kegelepan di perut Gua, petulang tiba-tiba dihentak dengan bebatuan berbentuk kerucut di langit-langit gua menjulur ke lantai gua mirip seperti lidah. Itu adalah stalaktit. Ukuran stalaktit disana begitu besar.

Di sana ditemukan juga fosil kerang yang sudah menjadi bebatuan. Penelusuruna terus sampai melihat beberapa detail di bagian-bagian gua sepanjang 200 meter itu.

Abah Dian mengatakan, fosil kerang dan terumbu karan di sana sudah ada sejak nenek moyang, tetapi baru terekspose baru-baru ini. “Antara gua, terumbu karang dengan fosil kerang ini jelas ada hubungan dan silsilahnya,” kata Abh Dian.

Dibawah pohon bambu rimbun tadi kata Abah ada dua pilihan sebenarnya, yang kekiri terdapat sungai dan air terjun, sedangkan yang kekanan terdapat ruangan yang luas dan terdapat stalaktit raksasa yang menyerupai lidah.

Abah Dian menjelaskan bahwa dengan adanya penemuan Gua Sarongge, terumbu karang maupun fosil kerang ini akan dijadikan sebuah edukasi, oleh sebab itu penemuan ini harus dijaga keasliannya dan keasriannya.

“Apa yang ditemukan di sini tidak hanya sebatas keindahan alam, tetapi bernilai edukasi. Tentunya jika kita jaga bersama, pelihara bersama, nantinya akan berdampak, baik berdampak ekonomi maupun pengetahuan,” kata Abah Dian.

Abah Dian mengatakan bahwa terumbu karang maupun fosil kerang yang ditemukan ini pernah diteliti oleh para ahli, dan memang benar menurut para ahli batu ini adalah batu karang, padahal jarak menuju laut selatan Cipatujah jauhnya mencapai kurang lebih 50 kilometer.

Untuk mengatahui penampakan Gua Sarongge, fosil kerang maupun terumbu karang bisa dilihat videonya di VLOG JURNALIS, dimana petualang Sakata.id, melakukan penelusuran langsung. (TZM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar