Omset Bordir Tasikmalaya Babak Belur Terpukul Covid-19

TASIKMALAYA, SAKATA.ID : Home Industry Bordir Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya sudah terkenal hingga mancanegara.

Dengan adanya Bordir, Kecamatan Kawalu mengalami percepatan ekonomi paling cepat di Kota Santri itu.

Bacaan Lainnya

Pangsa pasar Bordir Kawalu ini juga sudah sangat luas. Mulai pasar kecil di Priangan Timur hingga ke kawasan Ibu Kota Jakarta di Tanah Abang.

Bahkan, pasarnya mencapai mancanegara seperti Malaysia, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan Afrika.

Omset Pengusaha Bordir

Namun, di tengah Pandemi Covid-19 ini para pengusaha bordir cukup terpukul keras. Omset mereka terjun drastis lebih dari 50 persen.

Seperti diakui oleh salah satu pengusaha bordir asal Saguling, Kota Tasikmalaya Anton Zainal Arifin. Di saat pandemi, dia tidak mampu lagi menjual banyak barang dagangannya.

Bordir Tasikmalaya
Kawalu Sentra Bordir Tasikmalaya

Menurutnya, mulai Maret 2020 lalu, saat Pandemi Covid-19 mulai datang ke Indonesia, omsetnya hilang 60 persen.

“Kalo dipersentase, omset saya turun hingga 60 persen. Bahkan lebih lah. Usaha bordir cukup terpukul adanya Covid-19,” kata Anton, Rabu (15/7/2020).

Dia mengungkapkan, biasa berdagang di Tanah Abang, Kota Bandung, dan Pasar Balong Cirebon.

Tidak Ada Pembeli

Paling parah di Cirebon, sejak mulai berdagang lagi di era adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau New Normal tidak pernah ada pembeli.

“Kalau di Tanah Abang atau di Bandung masih ada, paling satu atau dua pembeli. Di Cirebon sudah tidak ada pembeli,” katanya.

Dalam upaya menjaga omset penjualannya, ia berupaya berdagang secara online. Meskipun hasilnya tidak memuaskan tetapi bisa menambah volume penjualan.

BACA JUGA : Pilkada Tasikmalaya, Pelanggar Protokol Covid 19 Harus Disanksi

“Sekarang lagi lesu. Mau online juga. Tapi masih ada walau tidak banyak. Pandemi ini membuat daya beli masyarakat sangat rendah,”  ujarnya.

Hal yang sama diakui oleh Rima, pengusaha Bordir Kota Tasikmalaya berasal dari Jalan Air Tanjung.

Era New Normal

Menurutnya, meskipun era new normal tetapi belum ada tanda-tanda penjualan akan kembali normal.

“Kalaupun sudah new normal tapi belum terlihat tandanya penjualan bakal kembali normal,” ungkapnya.

Dia juga masih enggan untuk berjualan ke Tanah Abang lantaran takut tertular Covid-19.

Dia lebih baik memasarkan barang melalui online dan di pasar-pasar yang ada di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya.

 BACA JUGA : Mantan Wali Kota Tasikmalaya Dukung Iwan Saputra

“Belum bisa (berdagang) ke Jakarta ah takut. Masih belum hilang kan virusnya. Apalagi di Jakarta jumlah yang positif katanya terus bertambah. Jualan di sini aja,” ujar Rima.

Dia berharap, pandemi segera berakhir dan ekonomi kembali pulih. Sehingga kehidupan berjalan normal seperti sebelum adanya Virus Corona.

“Semoga pandemi ini cepat berakhir. Kita semua dapat berdagang seperti awal-awal sebelum ada Corona,” tegasnya. (S-03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *