Permintaan Kurma Meningkat, Sejumlah Pedagang di Kota Tasik Alih Profesi

Kurma curah. Foto: Fauzi

Regional, Tasikmalaya: Bulan ramadhan 1442 H, sejumlah pedagang di beberapa tempat di Kota Tasikmalaya mendadak alih profesi menjadi penjual kurma dadakan.

Kejadian tersebut banyak di temui di kawasan HZ Mustofa, Pasar Cikurubuk, Pasar Karlis dan Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Bacaan Lainnya

Seperti halnya dilakukan oleh salah satu pedagang kaos kaki Wahyu (34). Di bulan penuh berkas ini, didirinya beralih profesi sebagai pedagang kurma yang banyak digemari masyarakat.

“Setiap bulan puasa saya selalu berjualan kurma. Bisnis ini berjalan sejak memasuki awal bulan ramadhan,” kata Wahyu kepada wartawan.

Menurutnya, walaupun masih dalam kondisi pandemi covid-19 ini, berjualan kurma masih banyak diminati pembeli serta keuntungan dari penjualan kurma sangat menjanjikan.

“Di bulan ramadhan bisa menghabiskan sebanyak empat kuintal lebih. Apalagi kalau lebaran sudah semakin dekat, pasti ramai,” ujarnya.

Hal yang sama pun diungkapkan pedagang lainnya Ade. Dirinya mengaku, sengaja beralih profesi sebagai penjual kurma selama bulan ramadhan ini.

“Berjualn kurma ini mendapatkan penghasilan tambahan, lebih dibandingkan dengan usaha yang dijalankan pada hari-hari biasanya,” ucapnya.

Bapak dua anak ini, yang sehari-harinya bergelut pada bidang bangunan menuturkan, berjulan kurma lebih enteng ketimbang menguras tenaga di proyek saat bulan puasa.

“Sebenarnya kalau dari segi penghasilan mah sama saja, tapi karena saya puasa, saya lebih memilih berjualan kurma saja,” tutur Ade.

Terpisah, Nunung (40) pedagang lainnya memaparkan, sudah lima tahun ini menjadi pedagang kurma musiman. Dalam sehari bisa menjual sebanyak 50 Kg kurma jenis rabi dan golden.

“Untuk harga per kilogramnya saya jual Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogramnya,” paparnya.

Dari hasil jualannya tersebut, dirinya selalu mampu memenuhi kebutuhan selama bulan ramadhan, termasuk membelikan pakaian baru untuk keluarganya saat lebaran nanti.

“Alhamdulillah, berjualan kurma memberikan berkah tersendiri bagi keluarga saya. Terlebih saya dapat menyediakan makanan berbuka puasa,” ucap Nunung.

Sejak memasuki bulan ramadhan, setiap harinya mampu menjual kurma 20 hingga 40 kg. Jumlah tersebut terbilang lumayan karena tukang kurma cukup banyak.

“Kalau dibilang saingan ya tidak juga, semua pedagang punya rezeki masing-masing. Kita sama-sama cari makan,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *