Program Sekolah Adiwiyata, Enam Sekolah di Ciamis Masuk Verifikasi Kementrian Lingkungan Hidup

Program Sekolah Adiwiyata
Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DPRKPLH Ciamis, Deasy Ariyanto.

Regional, Ciamis, Sakata.id:- Enam sekolah di Ciamis Jawa Barat mengikuti program Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional dan mandiri 2021. Sekolah adiwiyata merupakan sekolah menuju lingkungan yang sehat dimana semua warga sekolah terlibat dalam kegiatan tersebut.

Dalam tingkat internasional sekolah adiwiyata ini disebut green school, lebih bermakna pada pembentukan sikap anak didik dan warga sekolah terhadap lingkungan, tercermin dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

Bacaan Lainnya

Temasuk juga di dalamnya terdapat greening the curriculum, kurikulum hijau, kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan, mengitegrasikan materi lingkungan ke dalam pembelajaran sesuai topik bahasan.

Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DPRKPLH Ciamis, Deasy Ariyanto mengatakan, enam sekolah adiwiyata di Ciamis ini yang mengikuti program tingkat nasional sebanyak lima sekolah dan satu program adiwiyata mandiri.

“Tahun ini ada enam sekolah yang mengikuti calon sekolah Adiwiyata, lima sekolah tingkat nasional dan satu sekolah tingkat mandiri,” kata Ariyanto.

Ia menjelaskan, Adiwiyata merupakan salah satu program kementrian lingkungan hidup dalam mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

“Adiwiyata ini bukan merupakan perlombaan melainkan bentuk apresiasi atau penghargaan pemerintah terhadap sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan menghidupkan budaya lingkungan hidup,” kata dia.

Penghargaan Adiwiyata adalah sebuah penghargaan yang diberikan bagi sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan PBLHS (Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah), yaitu aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.

Tahapan Program Sekolah Adiwiyata

Lanjutnya, tahapan calon sekolah Adiwiyata dimulai dari perencanaan PBLHS, pelaksanaan PBLHS dan evaluasi PBLHS. Kemudian aspek yang menjadi penilaian terkait administrasi dan lingkungan sekolah.

Ariyanto menyebutkan, untuk kriteria calon sekolah Adiwiyata tingkat nasional minimal mencapai poin 90 dan kriteria tingkat mandiri mencapai poin 95.

“Capaian nilai atau kriteria tersebut ditentukan oleh kementerian,” katanya.

Terdapat beberapa poin penilaian untuk jadi sekolah Adiwiyata, diantaranya pada aspek kebersihan lingkungan sekolah, kemampuan sekolah dalam menjaga kebersihan.

Kemudian melakukan aktivitas memilah dan membuang sampah pada tempat yang telah sekolah sediakan.

Selanjutnya, bagaimana sekolah mampu mengelola sampah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), menanam dan memelihara pohon dan tanaman lainnya.

Poin selanjutnya terkait konservasi air. Yaitu sekolah bisa melakukan pengelolaan air bersih melalui teknologi atau perilaku sosial.

Kemudian kenyamanan dan produktivitasnya. Konservasi energi melalui tindakan untuk mengurangi jumlah penggunaan energi tanpa mengurangi kenyamanan.

“Pada masa pandemi ini, penerapan protokol kesehatan juga menjadi salah satu kriteria dalam penilaian,” tuturnya.

Perbedaan Program Sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri

Ariyanto menjelaskan, sekolah Adiwiyata tingkat nasional tidak harus memiliki sekolah binaan atau sekolah imbas. Sedangkan untuk mandiri syaratnya memiliki dua sekolah imbas.

Program Adiwiyata ini tidak ditentukan level atau klasifikasi dari sekolah. Yang terpenting peran warga sekolah dalam melaksanakan keberhasilan dan gerakan peduli berbudaya lingkungan hidup.

“Juga adanya perubahan dalam menumbuhkan karakter ramah lingkungan terhadap siswa dan juga semua warga sekolah,” terangnya.

Ariyanto menyebutkan, semua calon sekolah Adiwiyata dari Ciamis sudah masuk verifikasi di kementerian dan untuk pengumuman hasil apresiasinya pada akhir tahun 2021.

“Mudah-mudahan tahun ini untuk Ciamis semua sekolah bisa masuk jadi sekolah Adiwiyata nasional dan mandiri” kata Ariyanto.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *