REGIONAL, TASIKMALAYA: Umat muslim Kota Tasikmalaya ikut berduka atas berpulangnya almarhum Syekh Ali Jaber. Ribuan muslim Tasikmalaya pun menggelar shalat ghaib dan doa bersama untuk almarhum di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Jum’at (15/1/2021).
Ulama yang lahir pada tanggal 3 Februari 1976 di Madinah Arab Saudi tersebut, dikabarkan meninggal dunia pukul 08.38 wib genap berusia 46 tahun.
Ketua DMI Kota Tasikmalaya Udin Sa’dudin menghaturkan duka cita mendalam atas wafatnya ulama penjaga Alquran. Semoga amal ibadah Syekh Ali Jaber dalam dakwah diterima oleh alloh swt.
“Shalat ghaib ini dilakukan selain dikhususkan untuk Syekh Ali Jaber, shalat ghaib ini juga untuk para korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dan seluruh korban bencana longsor,” kata dia.
Menurutnya shalat ghaib ini merupakan sunnah rasulullah saw. Pihaknya menilai Syekh Ali Jaber merupakan seorang guru sekaligus guru bangsa Indonesia.
“Syekh Ali Jaber ini merupakan guru kami dan guru bangsa Indonesia, khususnya bagi umat muslim” ujarnya.
Almarhum Syekh Ali Jaber Memberikan Kesan
Ia mengaku, almarhum Syekh Ali Jaber dari fatwa dan ceramahnya cukup memberikan kesan, bahwa orang saleh tidak akan mengikuti arus kiri dan kanan.
“Kepergian almarhum tentunya membuat kita kehilangan. Almarhum salah satu lampu penerang bangsa dan negara, meskipun usianya masih muda,” ucapnya.
Syekh Ali Jaber dalam memberikan ceramah sungguh menyejukkan, tidak ada anti pemerintah.
“Secara pribadi saya lihat dari televisi, almarhum mencium tangan seorang anak kecil yang sudah tahfidz quran 30 juz,” terangnya.
Kemudian anak tersebut, kata dia, hafal halaman, baris dan sebagainya di setiap ayat Alquran.
“Saya pernah melihat ada seorang anak kecil dari Garut yang suka minta-minta tapi suka membaca Alquran. Almarhum langsung mencium tangan anak itu, kemudian diangkat sebagai salah satu anak pribadinya,” tuturnya.
Kepribadian Syekh Ali Jaber menjadi panutan yang sangat baik. Alhasil, akhlak syekh ini sangat jarang ditemui.
“Bukan berarti menjelekkan yang lain, baru kali ini saya melihatnya. Menurut saya ulama ini lebih baik, karena di usia 13 tahun syekh ali sudah menjadi imam Masjid Nabawi di Madinah,” tutupnya.