Terjadi Lonjakan, Pesantren Citangkolo di Lockdown

Regional, BANJAR: Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo di lockdown karena menjadi cluster terbanyak penyumbang angka penambahan covid-19. Dari data per hari Senin (16/11), sudah 27 kasus santri terkonfirmasi positif berdasarkan hasil SWAB PCR RSUD kota Banjar.

Ditemui awak media, selesai melakukan rapat evaluasi Covid-19, Wakil walikota Banjar, H. Nana Suryana mengatakan dari hasil rapat bersama kali ini khusus untuk cluster pesantren Citangkolo, sepakat akan melakukan penutupan dan di lockdown.

Bacaan Lainnya

“Kami sudah berkoordinasi, dengan Dinkes dan gugus tugas, untuk melakukan penutupan,” ucapnya kepada awak media Senin (16/11).

Lebih lanjut Nana mengatakan, dikarenakan keterbatasan daya tampung di RS Asih Husada dan RSUD kota Banjar, maka akan diberlakukan isolasi secara lokalisir. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya kontak, antara warga yang berada di pesantren Citangkolo dengan masyarakat.

“Karena kondisi rumah sakit, tempat isolasinya juga terbatas. Baik asih Husada maupun RSUD, makanya nanti ada konsep dilokalisir, khusus cluster Miftahul Huda,” ucapnya. 

Penanganan Isolasi Diserahkan Pada Dinkes dan Satgas

Pemerintah kota Banjar akan menyerahkan sepenuhnya penanganan isolasi cluster pesantren Citangkolo kepada Dinas kesehatan dan Satgas. Tentunya pengawasan dan pengamanan tetap diberlakukan dengan melibatkan unsur TNI-POLRI, dan Satpol-PP.

Nana menambahkan, dengan terjadinya peningkatan kasus positif di Banjar saat ini, selain terbatasnya daya tampung tempat yang dijadikan lokasi isolasi mandiri. Dirinya juga mengalami kendala dengan kurangnya tenaga kesehatan di lapangan.

Disinggung mengenai pemberlakuaan sistem, pembelajaran tatap muka (PTM), Nana, menegaskan dilihat dari lonjakan kasus Covid-19 d Banjar saat ini, pemerintah kota Banjar akan menghentikan PTM bagi sekolah yang berada di zona merah.

“PTM hanya bisa dilakukan di zona hijau dan itupun menyesuaikan perkembangan kasus covid,” tegasnya.

Kapasitas ruang isolasi di RSUD maupun RS Asih Husada sudah semakin sedikit mengingat terjadinya lonjakan terhadap kasus covid-19. Dari hasil rapat evaluasi, rencananya pemerintah daerah kota Banjar, akan memfungsikan Gelora Banjar Patroman (GBP) sebagai ruang isolasi tambahan.

Bagi pasien terkonfirmasi tanpa gejala sebagai solusi atas lonjakan kasus covid yang kali ini terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *