Tradisi Misalin Warisan Leluhur yang Masih Lestari di Cimaragas Ciamis

tradisi misalin ciamis
Tradisi Misalin Ciamis digelar setiap tahun menjelang Ramadhan, di Situs Salawe Desa Cimaragas Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

Regional, Ciamis, Sakata.id:- Indonesia kaya akan keragaman tradisi budaya warisan leluhur yang masih terjaga hingga sekarang, termasuk tradisi dalam penyambutan bulan suci Ramadhan. Salah satunya tradisi Misalin yang biasa dilakukan oleh warga di Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Setiap tahun menjelang Ramadhan warga Ciamis menggelar tradisi ini di Situs Salawe Gara Tengah, Desa Cimaragas.

Misalin merupakan ritual pembersihan diri, yang merupakan tradisi leluhur Ciamis yang masih dijaga dan lestari hingga saat ini. Misalin terdiri dari dua kata yakni Mi yang berarti melakukan aktivitas atau amal, dan Salin yang memiliki arti mengganti.

Bacaan Lainnya

Misalin yang berasal dari Basa Sunda ini memiliki arti keseluruhan pembersihan diri jiwa dan raga, dengan mengganti amal buruk menjadi amal baik. “Ritual Misalin ini sebagai wujud pembersihan diri sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Apa yang tidak baik di tahun kemarin, disalin (rubah) menjadi lebih baik di tahun ini,” kata Budayawan Ciamis Aif Saipudin.

Kegiatan Misalin tahun telah dilaksanakan pada Minggu 20 Maret 2022, menggabungkan kegiatan budaya dan ritual adat. Pada malam harinya digelar ada Salawe Damar, keeseokan harinya berziarah dengan membersihkan Makam leluhur warga Tatar Galuh Ciamis, Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe, yang juga merupakan Raja Galuh Pangauban Gara Tengah.

Setelah itu melakukan tawassul dan berdoa untuk leluhur dan keselamatan warga Tatar Galuh. Tidak hanya ritual, tradisi Mislain tahun ini juga menampilkan kegiatan seni dan budaya. Juga menggelar kegiatan vaksinasi sebagai wujud mendukung program pemerintahan.

Setelah tawassul dan berdoa bersama, warga dalam ritual Missalin juga melanjutkan dengan kegiatan bersalaman saling memaafkan. Kemduian dilanjut dengan memandikan beberapa anak dengan air yang diambil dari tujuh daerah. Kegiatan ini juga menjadi simbol pembersihan diri.

Air untuk memandikan ini diambil dari sumber mata air, Jambansari, Karangkamulyan, Singaperbangsa Tilu Cisaga, Lakbol, Kawali, Kertabumi, dan Salawe.

Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Erwan Darmawan kendati tahun ini pelaksanaan tradisi Misalin harus mentaati protokol kesehatan karena masih dalam situasi Covid-19 namun kesakrakalan Misalin tetap dilaksanakan, dan masih bisa diikuti oleh masayrakat.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *