Tumbuhan Liar Jenis Langkap Jadi Ciri Khas Kuliner Kota Banjar

Kepala Bidang UMKM Kota Banjar Tatang Nurgaraha mengunjungi Warung Bunda, di Lingkungan Katapang, Kota Banjar, Minggu (15/3/2021). Foto: Bayu

REGIONAL, BANJAR: Siapa sangka tumbuhan liar jenis Langkap (Arenga Obtusifolia) bisa memiliki nilai ekonomis tinggi. Kini, tumbuhan langkap tersebut menjadi makanan ciri khas Kota Banjar.

Seperti halnya yang dilakukan salah satu pengusaha kuliner asal Kota Banjar, menyajikan makanan olahan tanaman liar jenis langkap mulai banyak digemari.

Bacaan Lainnya

Kini, tumbuhan liar tersebut mulai dilirik Bidang usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) Dinas KUKMP Kota Banjar. 

Salah satu pengusaha kuliner langkap, Eti mengaku dianggap tumbuhan liar jenis langkap ternyata memiliki nilai ekonomis. 

“Yang bisa dikonsumsi dari tumbuhan langkap ini yakni, dari umbutnya yang berarti ujung batang yang masih muda dan lunak,” kata ia, saat ditemui di Warung Bunda, Lingkungan Katapang, Kota Banjar, Minggu (15/3/2021). 

Saat menggeluti kuliner ini sejak beberapa bulan lalu, dirinya berhasil menjadikan tanaman liar ini menjadi salah satu panganan yang dapat menjadi ciri khas Kota Banjar.

Menurut Eti, umbut dari pohon langkap ini, sekilas hampir mirip dengan umbut kelapa yang lebih dulu terkenal, memiliki tekstur padat, renyah dengan rasa sedikit manis mirip bengkuang.

“Memiliki tekstur padat, renyah, dan rasa sedikit manis ini, saya mencoba dimasak menjadi sayur berkuah santan. Alhamdulillah, bisa diterima di lidah konsumen,” ujarnya.

Ia menuturkan, sayur langkap menjadi salah satu menu favorit di warungnya. Namun, dirinya mengaku tidak setiap hari warungnya menyiapkan menu tersebut.

Pemesan Menu Sayur Langkap Pelanggan Lama

“Saya hanya menyiapkan menu sayur langkap jika ada pesanan. Biasanya yang pesan itu pelanggan lama, yang sudah kenal sayur langkap,” tuturnya.

Eti sekaligus sebagai Ketua kelompok wanita tani (KWT), Kelurahan Purwaharja itu menambahkan, tumbuhan langkap ini banyak tumbuh liar di Kota Banjar. Oleh para warga seringkali dikonsumsi sendiri. 

“Kami ingin lebih memperkenalkan umbut langkap ini sebagai panganan khas Banjar. Langkah yang kami lakukan saat ini dengan cara menyajikan sayur langkap di tiap acara penting yang dihadiri para pejabat,” jelasnya.

Sementara itu, ditempat yang sama Kepala Bidang UMKM Tatang Nugraha mengaku olahan umbut langkap berpotensi menjadi salah satu produk UMKM Khas Banjar. 

Dikatakan Tatang, umbut langkap tidak hanya dapat dijadikan sayur. Namun, dapat dijadikan keripik atau produk olahan lainnya. Pihaknya siap membantu baik dari pemasaran maupun pembinaan.

“Tentunya ini kalau diolah sedemikian rupa, pasti akan menjadi produk UMKM  unggulan khas Kota Banjar,” ucapnya.

Menurutnya, untuk menjamin ketersediaan bahan baku, perlu adanya satu lahan yang dikhususkan untuk penanaman pohon langkap.

“Mengingat saat ini bahan baku yang didapat masih berasal dari pohon langkap liar,” jelas Tatang.

Tatang menambahkan, pelaku UMKM harus memiliki inovasi dan kreativitas terhadap produknya.

“Hal itu dimaksudkan agar produk yang mereka hasilkan dapat diterima oleh pasar,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *