Regional, BANJAR: Memilih usaha takjil di bulan Ramadan sangat menguntungkan. Sehingga, di Kota Banjar, saat Ramadan banyak penjual takjil.
Tradisi ngabuburit di bulan Ramadan menjelang buka puasa biasanya dimanfaatkan untuk membeli takjil untuk berbuka puasa.
Menjamurnya pedagang takjil di kota Banjar saat bulan puasa menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat.
Salah satu warga yang memilih berdagang takjil di Ramadan ini adalah Hj. Imas.
Ia adalah pemilik Rumah Makan Dapur Cemal Cemil Djiemas yang berlokasi di Jalan dr. Soedarsono, Nomor 39 Kota Banjar.
Imas merupakan salah satu pengusaha sukses di Kota Banjar. Sakata.id menyambanginya pada Sabtu (17/4/2021) disela kesibukan dia.
Imas menuturkan bagaimana awal mula dirinya merintis usaha di bidang kuliner.
Dirinya mengaku, awalnya terjun ke usaha kuliner di tahun 2015 lalu. Ketika itu ia mengalami kesulitan ekonomi.
“Awalnya di tahun 2015 lalu. Waktu itu saya sedang terpuruk. Punya hutang sampai Rp1 miliar,” ujarnya.
Mengawali usaha dari menjual cemilan atau makanan ringan, Imas menjajakan usahanya di depan rumah. Dengan sarana seadanya.
Selain menjajakan dagangannya secara langsung, dirinya juga aktif mempromosikan lewat sosial media.
“Alhamdulillah responnya bagus, pelanggan banyak yang suka dengan makanan saya,” ucapnya
Mendapat respon yang bagus dari pelanggan, Imas menambah variasi menu dari dagangannya.
Dengan dukungan dari keluarga dirinya juga berani menyulap tempat tinggalnya menjadi rumah makan.
Saat ini, kata dia, kurang lebih terdapat 30 menu jenis makanan yang dijualnya dengan kisaran harga termahal Rp30 ribu per porsinya.
Sedangkan di bulan Ramadan ini, dirinya menjual aneka takjil dari mulai harga 6 ribu hingga Rp35 ribu.
Imas mengaku, membuka usaha takjil berawal dari permintaan pelanggannya, semula dirinya hanya memfokuskan untuk menjual makanan berat.
Terlihat dari pantauan SAKATA.ID, para pembeli mulai berdatangan pada pukul 16.30 WIB., hingga menjelang waktu berbuka.
Dalam menjalankan usahanya saat pandemi ini, Imas menerapkan protokol kesehatan kepada para pegawainya.
Pegawai dia wajib memakai masker dan dilakukan pembatasan bagi pelanggan yang makan di tempat.
Usaha di Masa Pandemi
Ditanya mengenai omsetnya saat ini, dirinya mengaku mengalami penurunan dibanding sebelum pandemi COVID-19.
“Ada penurunan omset dibandingkan saat sebelum pandemi. Sebelum pandemi 1 hari bisa dapat Rp7 juta, saat ini paling tinggi Rp4 juta. Tapi kita tetap bersyukur,” ucapnya.
Imas berbagi tips kepada para pelaku usaha kuliner lainnya. Menurut dia, jika ingin diterima pelanggan sebaiknya tingkatkan rasa dan bisa berinovasi menu.
Sampai saat ini dirinya mengaku masih turun langsung dalam produksi. Hal itu agar mutu dan kualitas masakannya dapat terjaga.
“Enakin makanannya. Terus harus bisa berinovasi menu. Supaya pelanggan tidak bosan, kalau enak pelanggan datang sendiri,” pungkasnya.