Nasional, SAKATA.ID : Ekonomi Indonesia sedang ancur diterjang pandemi. Pada Kuartal III ini, Indonesia dipastikan Resesi.
Pandemi Covid-19 merupakan tragedi kesehatan dan kemanusiaan yang menyebar menjadi persoalan Sosial-Ekonomi.
Kemudian resesi ekonomi sudah hampir dipastikan terjadi di Indonesia, pada kuartal III tahun ini.
Tentu saja penyebabnya adalah tekanan pandemi COVID-19. Hal ini menjadi wajar karena seluruh dunia mengalami kondisi yang sama.
Ekonomi menjadi turun berbarengan dengan aktivitas masyarakat yang dibatasi untuk sementara. Agar mengurangi risiko penyebaran virus corona.
Pembatasan kegiatan masyarakat ini, kemudian membuat pandemi Covid-19 menjadi problema sosial ekonomi.
Indonesia harus menerima kenyataan pahit kalau resesi sudah di depan mata. Siap atau tidak masyarakat harus menghadapi dan melaluinya.
Namun yakinlah bahwa ‘badai’ ini akan ada ujungnya.
Tumpuan harapan dunia ada di vaksin anti-virus corona yang akan membentuk ‘perisai’ perlindungan tubuh dari serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuham, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China.
Kemungkinan vaksin sudah tersedia tahun depan, awal atau pertengahan tahun.
Begitu vaksin sudah ada dan didistribusikan, maka hidup akan berangsur normal kembali.
Masyarakat bisa mulai beraktivitas dengan tenang.
Pandemi Covid-19 memukul ekonomi di dua sisi sekaligus penawaran (supply) dan permintaan (demand). Hasilnya, ekonomi Indonesia menciut.
Ukuran ekonomi yang dicerminkan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2020 turun 5,32%.
Akibat Resesi
Mengutip kompas yang melansir Forbes pada (15/7/2020), dijelaskan bahwa resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi.
Itu berlangsung selama berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun.
Selama resesi, ekonomi berjuang, akibatnya orang kehilangan pekerjaan, lalu perusahaan membuat lebih sedikit penjualan.
Terus output ekonomi negara secara keseluruhan menurun.
Para ahli menyatakan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami hal sebagai berikut :
- produk domestik bruto (PDB) negatif
- meningkatnya tingkat pengangguran
- penurunan penjualan ritel
- ukuran pendapatan menurun
- manufaktur yang berkontraksi untuk periode waktu yang panjang.