Regional, CIAMIS:- Ruang Isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kawali Ciamis sampai hari ini (Selasa, 29/6/2021) baru terisi tiga pasien, yang dipindahkan dari tempat isolasi Gedung Islamic Center Ciamis. Berbeda terbalik dengan kondisi RSUD Ciamis yang terjadi antrean pasien Covid-19.
“Rumah sakit Kawali baru ada tiga pasien yang diisolasi di sana, dari Islamic Center,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Anton Wahyu melalui sambungan telepon, Selasa (29/6/2021).
RSUD Kawali yang mulai beroperasi pada Rabu 23 Juni 2021 dipersiapkan khusus pada pelayanan isolasi pasien Covid-19 oleh pemerintah.
Kesiapan operasional rumah sakit Kawali tersebut bahkan sudah ditunjau langsung Bupati Ciamis Herdiat Sunarya dan Wakil Bupati Yana D Putera, pada Senin 21 Juni 2021.
Namun, kehadiran RSUD Kawali yang diharapkan bisa menjawab masalah penanganan pasien Covid-19, ternyata masih terkategori belum siap. Fasilitas ruang isolasi di rumah sakit ini belum lengkap.
Anton mengatakan, kelengkapan ruang isolasi di Kawali memang belum lengkap. Kendalanya bukan di tempat tidur, tetapi fasilitas alat pernafasan atau pentilator (alat pernafasan).
“Ruang isolasi di rumah sakit itu harus ada pentilator. Pentilatornya belum ada, kita sudah pesan walaupun pesannya susah. Agak lama. Ya bagaimana lagi, maunya kita cepat-cepat,” kata Anton.
Antrean pasien Covid-19 di RSUD Ciamis sejak Senin (28/6/2021) menunjukan angka kasus Covid-19 di Ciamis menanjak. Tidak hanya ruang isolasi di RSUD Ciamis yang penuh, bahkan ruang-ruang isolasi di rumah sakit swasta juga penuh.
BACA JUGA: Besok, RSUD Kawali Bakal Dioperasikan untuk Pasien COVID-19
Sebagai antisipasi lonjakan, Dinas Kesehatan Ciamis mengintruksikan Puskesmas untuk menyiapkan ruang isolasi pasien Covid-19.
“Kami sudah meminta Puskesmas yang ada rawat inapnya, untuk menyiapkan ruang isolasi Covid-19,” kata Anton.
Ketua GP Ansor: Kesiapan RSUD Kawali Masih Ngawur
Ketua GP Ansor Ciamis Maulana Sidik mengaku heran dengan kesiapan RSUD Kawali sebagai rumah sakit yang dikonsentrasikan untuk isolasi pasien Covid-19 selama pandemi, yang faktanya belum siap.
“Kesiapannya kesiapan yang ngawur. Direktur siapnya jangan hanya siap grak. Kesiapan itu kan harus berdasar dan diukur dari fasilitas yang sudah ada. Bukan dari yang belum ada. Vitaminnya, nakesnya, pentilator atau oxigennya, harus sudah ready,” kata Sidik.
Kesiapan RSUD Kawali sebagai rumah sakit isolasi Covid-19, sudah ditinjau Bupati dan Wakil Bupati beserta Sekda. Bahkan sudah tersebar informasinya di media massa. Menurut Sidik harusnya sudah banyak pasien yang diisolasi di sana, tidak bertumpuk di RSUD Ciamis.
“Direktur rumah sakit harus menjawab kesiapan dengan kesiapan yang sesungguhnya. Bukan kesiapan yang tidak siap,”.
“Saya sejak membaca berita yang seolah RSUD Kawali menjadi rumah sakit Covid, saya bertanya, sudah siapkah?. Nah, sekarang terjawab,” kata Sidik.
Sebagai masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan di rumah sakit umum, Maulana Sidik memiliki pengalaman pribadi saat istrinya hendak melahirkan dengan kiret, ketika tahu di RSUD Ciamis banyak pasien isolasi Covid-19.
“Tadinya saya mau pakai BPJS di rumah sakit umum, tapi ada kekhawatiran ketika tahu banyak pasien isolasi Covid-19 di rumah sakit umum Ciamis, istri saya akhrinya dikiret di klinik biasa tanpa BPJS,” kata Sidik.
RSUD Ciamis kata Sidik, memang sebaiknya tidak terlalu dikonsentrasi terhadap penanganan pasien Covid-19. “Karena pengalaman pribadi, khawatir berobat ke RSU Ciamis, ketika banyak pasien covid-19 ditangani dan isolasi di sana,” kata Sidik.
Sidik juga berpesan dalam mencari solusi penanganan Covid-19, harus dirumuskan tidak hanya oleh pemerintah daerah tapi juga dengan legeslatif, agar terbangun sinergitas, dalam hal ini dengan Komisi IV DPRD. **