Nasional, SAKATA.ID: Sebagai negara pengimpor vaksin Covid-19, Indonesia bakal didikte oleh negara yang menjadi produsen vaksin.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj dalam kegiatan Haul Emas K.H. Wahab Chasbullah yang ditayangkan di YouTube NU Channel seperti dilihat, Kamis (24/6/2021)
Dalam kegiatan tersebut, ia mengungkap dampak perang biologi di era pandemi Covid-19 terhadap kebijakan suatu negara.
Seperti Indonesia, Said Aqil menyebut negara ini bakal didikte oleh negara yang memproduksi vaksin. Lantaran hanya mampu impor.
“Sekarang sedang ada perang biologi. Dimana penguasa industri kesehatan, vaksin misalkan,” ujarnya.
Said menilai para produsen vaksin akan menjadi panglima yang dapat menguasai dan mempengaruhi kebijakan suatu negara.
“Kita akan didikte. Oleh negara yang memproduksi vaksin,” tegasnya.
Said Aqil berharap dampak itu tak seburuk yang ia bayangkan. Maka dari itu ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berdoa.
Kita hanya mampu berdoa, kata dia, mudah-mudahan tidak separah dan tidak sebahaya yang dibayangkan.
Namun ia menegaskan bahwa negara produsen vaksin Covid-19 akan memiliki potensi besar untuk mendikte dan mempengaruhi negara yang hanya bisa impor vaksin.
“Jelas kita (Indonesia) akan didikte. Oleh negara yang punya vaksin Covid-19. Jelas. Sejauh mana pengaruhnya?. Itu kita lihat nanti,” ujar dia.
Ia menilai Indonesia hanya akan menjadi penonton perang vaksin negara-negara besar. Seperti Amerika, Jerman, dan Republik Rakyat China (RRC) Tiongkok. Merekalah yang dia sebut sebagai negara produsen vaksin.
“Ini terjadi perang vaksin. Kita hanya jadi penonton. Bisanya cuma jadi importir,” kata dia.
Itu pun, lanjutnya, apakah uang untuk membeli vaksin dapat dari utang atau dari mana.
“Nggak tahu saya. Atau dapat dari potong-potong anggaran barangkali,” katanya.