Penelitian Baru, Pandemi Berakhir 6 Minggu Jika Menggunakan Metode Tes Cepat

metode tes cepat
Ilustrasi Perawat

Sains, SAKATA.ID : Sebuah studi baru menemukan, metode Tes Cepat Covid-19 diklaim mampu mengakhiri Pandemi Virus Corona atau Covid-19. Bahkan dengan waktu yang singkat.

Penelitian dilakukan oleh para ahli dari Harvard TH Chan School of Public Health dan University of Colorado Boulder.

Bacaan Lainnya

Mereka mengklaim, menemukan bukti tentang tes cepat Covid-19 bisa mengakhiri Pandemi Covid-19 lebih cepat. Informasi ini dikutip Kompas dari Bussines Insider pada Senin (23/11/2020).

Para peneliti melakukan penelitian tes cepat dengan massal mencakup 75 persen kota di setiap tiga hari sekali.

Hasilnya dijelaskan bahwa dengan metode tes cepat yang dilakukan dengan massal itu dapat mengakhiri Covid-19. Waktunya pun hanya enam minggu saja.

Utamanya pada pengidap Covid-19 yang tidak memiliki gejala infeksi. Hasilnya ini sudah dipublikasikan pada Jumat (20/11/2020) lalu.

Sebuah jurnal bernama Science Advances yang menerbitkan hasil penelitian para ilmuan dari Harvard itu.

Mereka mampu menunjukkan bahwa tes cepat Covid-19 itu bisa diandalkan oleh otoritas kesehatan, sehingga lebih fokus pada kesehatan masyarakat.

Daripada Lockdown

Namun, kembali dijelaskan, metode itu tidak akan mampu diandalkan. Hanya saja akan lebih baik ketimbang dengan membuat kebijakan Lockdown.

Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan cara Lockdown justru memiliki akibat pada penurunan tingkat ekonomi berskala besar.

Berbeda dengan tes cepat massal, selain biaya rendah, metode tes cepat juga akan memberikan hasil tes dalam hitungan menit saja. Tentu saja hasilnya akan berbeda dengan penerapan Lockdown.

Penulis utama dalam studi ini, Daniel Larremore mengatakan, lebih baik melakukan tes tang kurang sensitif tetapi sudah ada hasil hari ini, ketimbang melakukan tes yang lebih sensitif tetapi hasilnya besok.

Profesor Ilmu Komputer itu menjelaskan bahwa gambaran di dalam penelitian yang dilakukannya adalah menyangkut dengan kesehatan masyarakat.

Jadi apabila sangkutannya dengan kesehatan masyarakat jadi lebih baik seperti itu. Misalnya saja, jika setengah dari populasi di Amerika Serikat melakukan tes cepat Covid-19 di setiap minggunya.

Kemudian, yang terindikasi positif diwajibkan mengisolasi diri maka dampaknya akan sangat besar dalam mengakhiri pandemi ini.

Daripada, tegasnya, menyuruh semua orang untuk tinggal di rumah. Lockdown ini memberi keyakinan satu orang yang sakit tidak menyebarkan virus.

Tetapi dengan metode tes cepat dengan massal dan massif, hanya memberi perintah kepada orang-orang yang terindikasi untuk tetap tinggal di rumah sehingga semua orang bisavbisa melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Lalu ahli Epidemiologi, Michael Mina yang juga turut serta melakukan penelitian ini mengungkapkan, berdasarkan pemodelan matematis, dalam studi yang dilakukannya itu, pengujian cepat pada tiga perempat populasi suatu kota setiap tiga hari, sedikitnya dapat mendeteksi 88 persen orang yang terinfeksi dari populasi tersebut.

Artinya, kata dia, metode tes cepat cukup untuk mendorong epidemi atau pandemi Virus Corona. Dan Covid-19 ini menuju kepunahan dalam waktu enam minggu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *