Seolah Puitis, Ini Alasan Matahari Terbenam Berwarna Merah

Sains, SAKATA.ID: Ketika matahari terbit atau terbenam, memiliki warna yang seolah puitis dan mengharukan. Tetapi di atas semuanya, itu adalah murni sebuah sains.

Pada saat Matahari terbit atau pun terbenam, ia berada pada titik terdekatnya dengan cakrawala.

Bacaan Lainnya

Hal itu membuat sinar matahari melewati lebih banyak molekul atmosfer dan menyebabkan distorsi warna kebiruan yang lebih besar.

Hanya saja, saat itu semua terjadi, adalah warna merah dan jingga yang memungkinkan ada dalam gelombang yang lebih panjang. 

Dua warna ini mendominasi penampilan Matahari ketika terbit maupun tenggelam (sunrise atau sunset).

Dan, fenomena tersebut juga memiliki nama. Yakni hamburan Rayleigh. Fisikawan asal Inggris yang menamai itu, pada ke-19, Lord Rayleigh.

Ketika Matahari bergerak di langit, otomatis sudutnya ke Bumi juga terus berubah.

Hal itu memberikan warna yang berbeda pada waktu yang berbeda dalam sehari. Termasuk dalam pemandangan Matahari saat terbenam, memiliki warna merah.

Warna Matahari Saat Tenggelam

Melalui artikel ini, kami memiliki tujuan untuk memperluas informasi bintang kita yang sangat memesona.

Tetapi harap diingat. Anda tidak boleh melihat Matahari secara langsung. Atau pun secara tidak langsung dengan menggunakan teleskop, teropong.

Karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada penglihatan yang tidak dapat diperbaiki. Bahkan bisa menyebabkan kebutaan.

Pemandangan surgawi saat matahari terbenam maupun terbit mungkin membuat Anda kehilangan kata-kata. Tetapi jangan sampai dilihat secara langsung.

Hamburan Rayleigh namanya, murni sains. Sinar yang membuat itu seperti suasana haru, sangat puitis dan romantis.

Sudah dijelaskan, semua itu tergantung pada fisik. Sifatnya disebut sebagai ‘sifat optik sinar matahari yang melewati atmosfer bumi’.

Terkadang kita lupa pada genomena fisika tersebut.

Astronom Edward Bloomer, dari Royal Museum Greenwich menjelaakan bahwa yang harus dipahami adalah cahaya, yang terdiri dari semua warna spektrum cahaya tampak: merah, kuning, oranye, hijau, nila, biru, dan ungu.

Setiap warna, katanya, memiliki panjang gelombang yang berbeda. Itulah yang membuat setiap warna terlihat. Seperti saat terbenam atau terbit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *