Kuliner, SAKATA.ID: Jika Anda mengunjungi Kabupaten Ciamis, sempatkan diri untuk mencoba Sarmini dan Sarmila.
Sarmini adalah singkatan dari Saroja Mini Manis, sedangkan Sarmila artinya Saroja Mini Lada (pedas).
Sebagaimana kita tahu, saroja dikenal sebagai salah satu makanan ringan oleh-oleh khas Ciamis.
Nama saroja sendiri diambil dari nama bunga seroja karena bentuknya yang mirip.
Rasanya yang renyah dan gurih membuat saroja cocok dijadikan teman nonton.
Cemilan Unik dengan Aneka Warna dan Rasa
Uniknya, Sarmini dan Sarmila memiliki bentuk lebih kecil dari saroja pada umumnya.
Makanan ringan yang sering muncul di acara pernikahan atau hari raya ini diproduksi oleh Surniah (60), pengusaha kuliner asal Dusun Jetak, Desa/Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis.
Isur, sapaan akrabnya, memulai usaha rumahan sejak tahun 1987 dengan memproduksi kue saroja biasa dan bolu kijing.
Kemudian tahun 2015, ia mengembangkan produk Sarmini dan Sarmila setelah anaknya mengikuti pelatihan kewirausahaan.
Isur menuturkan, semula dirinya hanya memproduksi saroja biasa dan bolu kijing.
Namun ketika anaknya mengikuti pelatihan, ia mendapat ide untuk saroja dengan macam-macam varian rasa. “Dari situ mulai ada ide Sarmini dan Sarmila,” ucapnya pada Jumat (05/02/2021).
Perbedaan dengan Kue Saroja Umum
Untuk membuat kue saroja mini, prosesnya tidak jauh berbeda dengan kue saroja pada umumnya. Hanya saja berbeda dari cetakan kue yang memiliki ukuran lebih kecil dan memang dibuat khusus.
Selain ukuran, perbedaan Sarmini dan Sarmila dengan saroja lain adalah dari warna-warni yang sangat cantik serta rasanya pun beragam.
Sarmini yang manis, tersedia dalam rasa coklat, rasa stroberi, rasa pisang, rasa jeruk, rasa melon, dan rasa durian.
Sedangkan Sarmila yang pedas menawarkan rasa pecel, rasa seblak, rasa cabai ijo, rasa ketumbar pedas, dan masih banyak lagi.
Harga Terjangkau, Pemasaran Sudah Keluar Daerah
“Harganya cuma 12 ribu per bungkus,” tutur Isur. Saat ini ia dibantu oleh dua anaknya dan memperkajan 28 karyawan yang berasal dari dalam dan luar desa Rancah.
Sarmini dan Sarmila sudah dipasarkan ke luar daerah, seperti Bandung, Subang, Tasikmalaya, Kuningan dan Jakarta. “Dipasarkan secara online juga,” ungkapnya.
Isur juga mengatakan bahwa pihaknya memproduksi olahan makanan ringan lain seperti kripik pisang, kripik singkong, kripik talas, dan wajit.
Ada sambal yang dibuat dari bahan dasar bawang merah, namanya Baseuh (Bawang Seuhah). Sambal Baseuh ini bisa dibeli dengan kemasan dan cocok dijadikan pendamping lauk pauk di rumah.
Harapan Isur adalah usaha ekonomi kreatif miliknya bisa terus maju dan berkembang. Ia pun berharap usaha yang sekarang digeluti bisa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
“Semoga berkah dan memberi manfat,” pungkasnya.