Travel, CIAMIS: Selain bukit yang bernama Pasir Heunceut, di Kabupaten Ciamis juga ada potensi wisata yang dinamai Leuwi Kanjut.
Lokasi leuwi ini berada di aliran Sungai Cirende. Tepatnya di wilayah Dusun Sukajaya, Desa Tanjungsukur, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis.
Bahkan, lokasi wilayahnya pun berbatasan dengan Pasir Heunceut yang berada di Dusun Cipeundeuy, Desa Margaharja, Kecamatan Sukadana.
Namun, saat ini nama Pasir Heunceut sudah diganti. Pemerintah setempat sepakat menjadi Mumunggang Bankelung.
Ke depan, bukit Mumunggang Bangkelung maupun di Sungai Cirende bakal dibangun tempat wisata.
Di Sungai Cirende, akan dibangun bendungan. Maka, akan ada potensi wisata di wilayah Tanjungsukur itu.
Awal Mula Nama Leuwi Kanjut
Konon, menurut cerita orang tua dahulu yang disampaikan dari mulut ke mulut Leuwi Kanjut itu merupakan tempat terjatuhnya Ki Boma.
Dia disebut sebagai manusia sakti mandraguna yang perawakannya tinggi besar. Bahkan seperti raksasa atau Buta Ijo.
Ki Boma terjatuh di wilayah Desa Tanjungsukur, tepatnya di Sungai Cirende, saat mengejar sorang putri yang sangat cantik jelita.
Cerita itu diungkapkan oleh Wahab (70) warga sekitar.
“Konon menurut cerita dari orang tua terdahulu. Saat itu, Ki Boma sedang memanggul dagangan. Lalu bertemu dengan seorang perempuan dengan paras cantik rupawan, sehingga dia pun tertarik dan tergoda oleh kecantikan wanita itu,” kata Wahab.
Saat Ki Boma melihat wanita itu, ia langsung berhenti untuk mengungkapkan perasaannya.
“Sepertinya, ketertarikan Ki Boma kepada sang putri cantik itu bertepuk sebelah tangan. Jadi saat Ki Boma mengungkapkan perasaannya perempuan itu malah melarikan diri,” lanjut dia.
Wahab menuturkan, lantaran Ki Boma sudah sangat mencintai perempuan cantik tersebut maka dia mengejar saat sang putri yang didambakannya.
Putri cantik yang melarikan diri pun terus dia kejar hingga sampai ke sebuah gunung. Lokasinya tidak jauh dari tempat pertama kali mereka bertemu.
“Saat dikejar Ki Boma, sang putri itu masuk sebuah lobang di gunung itu. Dan Ki Boma terjatuh di dekatnya,” ucap Wahab.
Mengetahui putri pujaannya masuk ke sebuah lubang, lanjut Wahab, Ki Boma dengan posisi melangkahi gunung itu, langsung menutupnya di sisi gunung dengan sebuah batu besar.
Kemudian, Ki Boma merogoh lubang itu dari sisi yang lain untuk mencari sang putri. Namun saat tangannya mencari di dalam lubang, putri itu tetap tak ditemukan.
“Tapi Ki Boma terus mencari putri cantik dambaannya. Tanpa lelah. Dan pada pagi harinya, (putri cantik itu) ditemukan sedang mengurus rambutnya (Nyaliksik dalam Bahasa Sunda),” jelas Wahab.
Ia mengatakan, saat Ki Boma terjatuh ada tiga lokasi yang menurut cerita orang tua dahulu menjadi nama di lokasi tersebut. Yaitu Leuwi Birit, Leuwi Tapak, dan Leuwi Kanjut.
“Mungkin karena Ki Boma itu katanya seorang raksasa. Maka saat terjatuh dengan posisi mengangkang. Pas di posisi pantat (Birit) disebutlah Leuwi Birit. Lalu pada telapak kaki. Dan pada kemaluannya, cukup berjauhan,” ujar Wahab.
Sementara itu, Kepala Dusun Sukajaya Marjuk menjelaskan, lokasi seputar Leuwi Kanjut panorama alamnya sangat indah. Wisatawan pun wajib untuk mengunjunginya.
Apalagi, di sekitar aliran Sungai Cirende tersebut terhampar luas hijaunya alam Gunung Putri. Ssrta hamparan pesawahan yang bisa menyejukan mata.
“Rencana ke depanya. Di aliran Sungai Cirende ini akan dibendung, jadi bisa menjadi potensi wisata susur sungai,” ungkap dia.