Internasional, SAKATA.ID: Kecaman Amerika Serikat atau AS kepada Rusia seolah omong kosong, mereka menerapkan standar ganda dan lupa pernah mengivasi Irak pada 2003 silam.
Presiden AS Joe Biden menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang lantaran serangannya ke Ukraina.
“Saya pikir dia (Presiden Rusia Vladimir Putin) adalah seorang penjahat perang,” kata Biden dalam sebuah percakapan dengan wartawan Gedung Putih, dilansir oleh CNBC pada Kamis (17/3/2022) lalu.
Ini merupakan pertama kalinya cap ‘penjahat perang’ itu diberikan Biden kepada Putin. Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, pernyataan itu keluar dari hati sang Presiden AS.
Psaki juga mengatakan pernyataan Biden itu sesuai dengan sikap yang diperlihatkan Putin. Ia, kata Psaki, memang menunjukkan sikap ‘biadab dari seorang diktator yang brutal’.
Mendengar Putin seperti itu, Kremlin pun menanggapinya. Dan menyatakan bahwa ucapan Presiden AS yang menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang adalah sesuatu yang tidak bisa diterima.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menegaskan, Biden tidak bisa diberi maaf atas perkataannya itu.
Peskov pun menyinggung sejumlah aksi militer AS yang pernah dilakukan, bahwa dengan serangkaian tindakan itu, AS tidak memiliki hak untuk memberikan pernyataan seperti yang dilontarkan Biden.
Presiden Biden, kata Peskov, merupakan seorang pemimpin dari sebuah negara yang bertahun-tahun mengebom orang-orang di seluruh dunia.
Sehingga, lanjut dia, Biden tidak berhak menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang.
Standar Ganda AS, Mengingat Kembali Invasinya ke Irak
Apabila mengingat kembali pada 2003 lalu, AS melakukan invasi ke Irak. Presiden AS ketika itu, George W Bush mengumumkan, operasi militer pimpinan AS ke Irak pada 20 Maret 2003.
Washington telah menuding pemerintahan Irak di bawah Presiden Saddam Hussein, menyimpan senjata pemusnah massal.
Kemudian, Bush menggunakan alasan itu untuk mengobarkan perang di Irak.
Padahal, inspeksi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) tidak menemukan senjata yang dituduhkan AS.
Pada 15 September 2004, Kofi Annan yang saat itu menjabat sebagai sekretaris jenderal PBB dalam wawancara dengan BBC, dikutip dari CNN pada 19 Maret 2022 mengatakan, invasi AS ke Irak pada 2003 adalah ilegal.
Bahkan Negeri Paman Sam itu telah melanggar Piagam PBB.
Dari hal ini pun terlihat kalau, kecaman AS adalah seperti omong kosong, mereka telah menerapkan standar ganda kepada Rusia.