Politika, SAKATA.ID: Komunitas seniman di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis memberikan dukungan yang kuat kepada Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden dalam pemilihan umum mendatang.
Pernyataan itu diungkapkan dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Sanggar Seni Singa Lugay pada Sabtu (24/6/2023).
Di sana, sejumlah seniman dan pegiat budaya menyatakan keyakinan mereka bahwa Muhaimin Iskandar adalah pemimpin yang layak untuk memimpin Indonesia.
Koordinator Pegiat Seni Budaya Desa (PSBD) wilayah Ciamis Utara Iwang Rusniawan Aditya, menekankan pengalaman dan dedikasi Gus Imin dalam bidang politik telah terbukti baik.
Ketua Umum PKB itu juga dinilai Iwang sebagai sosok yang memiliki ketegasan, keberanian serta kepeduliannya terhadap pembangunan desa.
Iwang menegaskan, sosok Muhaimin ini dibutuhkan masyarakat dan pemerintahan desa lantaran memiliki misi untuk meningkatkan dana desa menjadi Rp 5 miliar per desa.
Menurut dia, strategi Gus Imin ini sebagai bukti bahwa ia adalah sosok yang peka dalam mengatasi tantangan yang dihadapi desa selama ini.
“Sudah jelas terlihat selama ini kontribusi Gus Muhaimin terhadap desa. Ia sosok pemimpin yang peka terhadap isu-isu seni budaya dan permasalahan desa,” kata Iwang.
Dukungan dari komunitas seniman Ciamis ini menjadi modal berharga bagi kampanye Gus Muhaimin Iskandar dalam pemilihan presiden mendatang.
Suara mereka sebagai tokoh dan penggerak di bidang seni dan budaya dapat memberikan pengaruh positif dan menginspirasi masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki perhatian nyata terhadap seni, budaya, dan kesejahteraan masyarakat desa.
Salah satu topik yang paling menonjol adalah janji Muhaimin Iskandar untuk meningkatkan alokasi dana desa, yang merupakan sumber daya penting bagi kemajuan dan kesejahteraan desa-desa di seluruh Indonesia.
Iwang menilai, saat ini dana desa yang diterima masing-masing pemerintahan desa terlihat masih fokus pada pembangunan sarana prasarana fisik.
Sementara, untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) termasuk bidang seni dan budaya masih dirasakan minim perhatian pemerintah desa.
Karena kondisi tersebut dipengaruhi oleh dana desa yang belum memadai untuk meningkatkan SDM.
Akibatnya, para pegiat seni budaya tradisional yang ada di desa seperti mati suri. Pasalnya, mereka minim aktivitas sebagai akibat kurangnya apresiasi pemerintah desa terhadap seni budaya tradisi warisan leluhur.
Apabila nilai dana desa yang diterima bertambah, kata Iwang, ia meyakini bukan saja infrastruktur yang makin baik. SDM seni dan budaya pun akan lebih mendapat tempat dan semakin berkualitas.