Nasional, SAKATA.ID: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegur 19 kepala daerah provinsi karena telan cairkan insentif tenaga kesehatan atau Nakes.
Salah satu daerah yang mendapat teguran Tito adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Tito menilai, ke 19 daerah itu buruk dalam penyerapan anggaran untuk penanganan pandemi Covid-19 ini. Diantaranya dalam insentif Nakes.
Pada hari Sabtu, kata dia, pihaknya telah menyampaikan surat teguran tertulis untu Jabar. Juga kepada 18 daerah lainnya.
Surat teguran tertulis yang dilayangkan Tito itu merupakan langkah yang cukup keras. Lantaran, jelas dia, jarang dirinya mengeluarkan surat seperti itu.
Mantan Kapolri ini mengungkapkan bahwa surat teguran yang dikirim kepada 19 provinsi itu disertai dengan data-data yang jelas yang dimiliki Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Tito mengungkapkan terkait surat teguran itu pada saat rapat evaluasi pelaksanaan PPKM Darurat secara daring, Sabtu (17/7/2021).
Ia mengaku, menyesalkan para kepala daerah yang belum memiliki perkembangan dalam penyerapan anggaran yang baik.
Padahal, Pemerintah Pusat telah mengalokasikan anggarannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing daerah.
Uangnya ada, ujar dia, tetapi belum direalisasikan untuk kegiatan penanganan Covid-19. Kemudian untuk insentif nakes, dan lain-lain.
Menurut Tito, 19 kepala daerah itu terlambat dalam penyerapan anggaran Covid-19 mungkin karena tak mengetahui persoalan realisasi anggaran itu.
Karena, jelasnya, terkadang Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau BPKAD di daerah yang lebih memahami persoalan anggaran penanganan Covid-19 itu.
Sementara, ungkapnya, kadang-kadang para kepala daerah tidak mengetahui posisi saldo anggaran itu. Maka pihaknya mengeluarkan surat resmi agar para kepala daerah faham.
Informasi tentang kepala daerah yang seperti itu dia dapati ketika pihaknya terjun ke daerah untuk melakukan pemantauan.
Selain itu mengeluarkan surat teguran, Tito juga juga mengeluarkan surat edaran terkait PPKM Darurat.
Salah satu isinya adalah mengenai sikap aparat keamanan di lapangan.
Ia meminta aparat tetap tegas. Namun dengan mengedepankan rasa manusiawi dan bersikap humanis.