Ragam, SAKATA.ID : Sebuah bencana besar Gempa dan tsunami setinggi 20 meter di pantai selatan Jawa diperkirakan akan terjadi. Bahkan dengan waktu yang tidak lama lagi.
Temuan baru mengenai ini diungkapkan Badan Meteorologi dan Geofisikan (BMKG) Bandung. BMKG bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pada riset itu disebutkan bahwa gempa megathrust berada di lempeng Eurasia di laut Lepas Jawa. Lempeng tersebut berpotensi menimbulkan tsunami besar dengan ketinggian 20 meter menuju daratan.
Penelitian tentang tsunami 20 meter Jawa ini juga dibenarkan oleh Pakar tsunami Badan Pengkajian dan Penerapam Teknologi (BPPT) Widjo Kongko.
Dia menyebut bahwa hasil riset dan penelitian itu benar adanya. Potensi tersebut sudah dihitung dari kajian-kajian yang telah dilakukan sebelumnya.
Iya, katanya, bahwa teman-teman dari BMKG dan ITB sudah meriset hal ini bahwa potensi ancaman gempa megathrust dan tsunami 20 meter Jawa.
Dia menegaskan, Tsunami 20 meter ini berada di zona subduksi selatan Jawa.
Berdasar Pengulangan Gempa 400 Tahun
Widjo menegaskan, mengacu pada katalog Wichman, bahwa potensi gempa besar dan tsunami 20 meter Jawa terjadi tidak akan lama lagi.
Hal ini, jelasnya, berdasarkan pengulangan 400-500 tahun gempa besar yang terjadi di zona subduksi selatan Jawa.
Gempa megathrust yang berpotensi menimbulkan tsunami setinggi 20 meter juga bisa terjadi kapan saja.
Meski begitu, ujar Widjo, tinggi tsunaminya bisa bervariasi. Baik itu di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera.
Lantas bagaimana untuk pencegahannya, Widjo menjelaskan, gempa yang berpotensi tsunami ini belum memiliki alat sebagai pendeteksi.
Maka dari itu da ia berpesan kepada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir atau sekitar pantai agar tetap berhati-hati.
Perlu diingat, kata Widjo, bahwa gempa bumi dan tsunami ini merupakan siklus. Jadi masyarakat yang tinggal di pesisir harus siap dan berhati-hati.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, kesiapan Indonesia menghadapi potensi megathrust sudah dari 2008.
BMKG, katanya, sudah mengoperasikan Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Tsunami untuk mengantisipasi dampak gempa bumi Megathrust, seperti yang pernah terjadi di Aceh.
Kala itu, waktu tiba gelombang tsunami ke pantai terdekat kurang lebih 20 menit.
Jadi sistem yang dibangun tersebut dioperasikan dengan menggunakan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligent (AI).
IoT dan AI ini akan menghitung secara cepat parameter gempa bumi, magnitudo, dan lokasi hiposenter gempa bumi.
Kemudian secara otomatis dengan pemodelan matematis dapat dihitung atau diestimasi potensi kejadian tsunaminya.