Politika, GARUT: Tim Santri tanggapi hasil survei yang bermunculan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Garut 2024.
Menjelang Pilkada Garut 2024 sejumlah hasil survei elektabilitas pasangan calon bupati dan wakil bupati mulai bermunculan. Hasil-hasil survei ini kini menjadi sorotan publik.
Terlebih, hasil lembaga survei menyebutkan elektabilitas pasangan Helmi Budiman-Yudi Nugraha Lasminingrat lebih unggul dibandingkan pasangan Abdusy Syakur Amin-Putri Karlina.
Tim Kampanye pasangan Syakur-Putri (SANTRI) mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh hasil survei yang tidak jelas.
Koordinator Tim Strategi Kampanye, Relawan, dan Teritorial, Galih F. Qurbany, menegaskan bahwa hasil survei sering kali digunakan sebagai alat framing opini untuk menggiring masyarakat mendukung salah satu pasangan calon.
Pihaknya menghormati setiap hasil survei yang dilakukan dengan metode ilmiah yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Namun, jika sebuah survei dipublikasikan tanpa menyebutkan detail penting seperti waktu pelaksanaan, jumlah responden, atau metode sampling, itu bisa menjadi sangat berbahaya.
Menurutnya, survei semacam itu berpotensi hanya menjadi alat politik untuk mempengaruhi persepsi pemilih.
“Jumlah responden dan metode sampling, sangat rentan menjadi alat framing opini yang menggiring masyarakat untuk memandang salah satu pasangan seolah sudah pasti menang,” ujar dia saat ditemui di Posko Pemenangan Syakur-Putri, Sabtu (28/9/2024).
Menurut Galih, hal seperti ini dapat berdampak pada pemilih yang belum menentukan pilihan (swing voter), yang akhirnya merasa tidak ada lagi pilihan lain selain mendukung pasangan yang diberitakan lebih unggul
Maka dari itu ia menambahkan, masyarakat harus lebih kritis dalam menerima informasi, terutama yang berhubungan dengan elektabilitas pasangan calon.
Survei yang kredibel, menurutnya, seharusnya mencantumkan margin of error, tingkat kepercayaan, dan dilakukan dengan metodologi yang jelas dan bisa diverifikasi.
“Masyarakat Garut harus jeli dan tidak terpengaruh oleh berita yang tidak jelas dasarnya. Pilkada ini bukan hanya tentang survei, tetapi tentang siapa yang punya komitmen nyata dan program konkret untuk memajukan Garut,” tegasnya.
Galih juga menekankan bahwa pasangan Syakur-Putri tetap optimis dengan dukungan masyarakat yang terus meningkat.
Tim SANTRI, kata dia, berfokus pada kerja nyata di lapangan dan memperkenalkan program-program unggulan yang bertujuan untuk membawa Garut menjadi daerah yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing.
“Kami fokus pada kerja nyata. Memperkenalkan program-program unggulan yang kami tawarkan kepada masyarakat. Ini bukan sekadar kampanye. Tapi komitmen kami untuk membawa Garut lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing, yang kami kemas dalam program kerja Garut Hebat,” imbuhnya.
Dengan dukungan 14 partai politik, pasangan Syakur-Putri merasa yakin memiliki strategi yang solid dan terukur untuk memenangkan hati masyarakat.
Pihaknya terus berupaya turun langsung ke desa-desa, berdialog dengan berbagai kelompok masyarakat, dan mendengar aspirasi mereka.
Tim Santri pun tidak hanya mengandalkan survei. Kami yakin dengan kerja nyata, masyarakat akan melihat siapa yang benar-benar siap membawa perubahan untuk Garut.
Galih juga mengajak seluruh pihak untuk menjaga agar Pilkada Garut tetap berlangsung dengan damai dan demokratis.
Ia berharap masyarakat menentukan pilihan berdasarkan visi, misi, dan program kerja dari setiap pasangan calon, bukan dari hasil survei yang belum tentu kredibel.
“Biarkan masyarakat menentukan pilihan dengan bijak berdasarkan visi, misi, dan program kerja dari setiap calon, bukan berdasarkan hasil survei yang belum jelas kebenarannya,” pungkasnya.