Regional, TASIKMALAYA : Level kewaspadaan penyebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya meningkat jadi zona merah.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Senin (28/12/2020) kemarin.
Dia mengungkapkan bahwa penyebabnya adalah kurang disiplinnya menerapkan protokol kesehatan oleh masyarakat Tasikmalaya.
Ridwan Kamil mengungkap hasil pemantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Melalui sistem monitoring perilaku.
Paling rendah disiplin jaga jarak adalah Kabupaten Tasikmalaya, ujar Emil atau sapaan akrab Ridwan Kamil.
Oleh karena itu, dia menegaskan, jangan ada perayaan tahun baru 2021. Yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Kebijakan ini juga berlaku pada zona merah lainnya. Seperti Kota Depok, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bandung Barat.
Ia mengatakan bahwa ada empat daerah yang memiliki tingkat risiko penyebaran Covid-19 sangat tinggi atau zona merah.
Padahal sebelumnya, atau pada pekan lalu, zona merah di Jawa Barat sudah berkurang.
Dari enam daerah, sempat turun menjadi dua. Yakni hanya Kota Depok dan Kabupaten Karawang.
Pekan ini bertambah lagi. Selain Kota Tasikmalaya, yang jadi zona merah adalah Bandung Barat.
Ia melihat aplikasi BNPB, menemukan tingkat kepatuhan memakai masker terendah yaitu Kabupaten Pangandaran yakni 55,4%.
Sementara tingkat kepatuhan memakai masker tertinggi adalah Kabupaten Subang 86%.
Kemudian, tingkat kepatuhan jaga jarak paling tinggi di Kota Cimahi 91%. Dan, dia menegaskan, paling rendah disiplin jaga jarak adalah Kabupaten Tasikmalaya 43%.
Lantaran jumlah pasien Covid-19 di Jawa Barat terus meningkat, maka dari itu Emil meminjam fasilitas TNI untuk menjadi tempat karantina.
Langkah Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat
Keputusan Emil itu mendapat apresiasi dari Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo.
Menurut Doni, langkah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang meminjam fasilitas milik TNI adalah strategi yang baik.
Dia juga ingin memastikan agar setiap daerah memiliki strategi penanganan Covid-19 lebih baik lagi.
Apalagi, saat ini, dengan adanya libur akhir tahun. Kemungkinan terdapat lonjakan kasus Covid-19.
Doni juga mengungkapkan, hunian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Jawa Barat makin menipis.
Saat ini, ungkap Doni, BOR di Jawa Barat sudah mencapai 78%.
Angka itu sudah melampaui rata-rata kapasitas keterpakaian tempat tidur rumah sakit yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 60%.