Pasir Heunceut di Ciamis, Bakal Jadi Objek Wisata

Pasir heunceut di Ciamis
Lokasi Pasir Heunceut di Kecamatan Sukadana, Ciamis/SAKATA.ID

Regional, CIAMIS: Pasir Heunceut yang berada di Dusun Cipeundeuy, Desa Margaharja, Kecamatan Sukadana akan ‘disulap’ jadi tempat agrowisata di Kabupaten Ciamis

Kepala Dusun (Kadus) Cipeundeuy Eman Sulaeman menjelaskan terkait perencanaan pembuatan objek wisata di wilayahnya tersebut.

Bacaan Lainnya

Menurut dia, Pasir Heunceut memiliki panorama alam yang sangat bagus. Selain itu, tanahnya cocok untuk ditanam pohon jeruk khas Sukadana.
Wilayah ini, ke depanya akan dijadikan daerah Agrowisata.

“Sukadana mempunyai buah jeruk varietas langka, sehingga nantinya di areal bukit itu akan ditanam pohon Jeruk F11,” ungkap dia.

Sejarah Penamaan Pasir Heunceut di Ciamis

Apabila menilik dari namanya, mungkin terasa aneh. Pasalnya, kata tersebut indentik dengan nama organ milik perempuan dalam bahasa Sunda.

Walaupun nama Pasir Heunceut ini sangat terasa aneh di telinga karena tabu untuk diucapkan dalam percakapan seharian, warga di lingkungan itu tidak merasa malu. Lantaran menurut cerit, nama itu sudah ada sejak zaman Belanda saat menjajah Indonesia.

Hal tersebut dijelaskan Tokoh masyarakat yang merupakan ketua RW setempat Tarlim (70). Lokasi Pasir Heunceut itu dahulunya merupakan sebuah perkebunan Karet yang dikelola oleh Belanda.

Di sana, Belanda banyak memperkejakan penyadap karet dari kalangan perempuan. Para pekerja perempuan itu bukan warga di sini tapi didatangkan dari luar daerah.

Tarlim menuturkan, ketika itu penguasa Mandor bisa semena-mena memperlakukan para pekerja penyadap karet yang kebanyakan dari kaum perempuan.

“Para mandor perkebunan yang saat itu berkuasa, jika menemukan pekerja yang parasnya cantik selalu dibawa ke lokasi pasir itu,” ucap dia.

Tarlim mengatakan, cerita tentang banyaknya para pekerja perempuan yang sering dibawa oleh mandor ke lokasi Pasir itu maka sejak itulah tempat tersebut namanya disebut Pasir Heunceut.

Tarlim mengatakan, orang tua dahulu pun tidak mengetahui kalau para pekerja perempuan yang dibawa oleh mandor perkebunan ke lokasi Pasir itu untuk apa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *