Kuliner, SAKATA.ID: Tren mukbang di Korea Selatan menampilkan orang yang melakukan siaran makan dengan porsi makanan yang begitu banyak. Meski telah populer sejak tahun 2010-an, orang yang melakukan siaran makan tidak sebanyak dulu. Alasannya karena perubahan gaya hidup serta bahaya tersembunyi dari aktivitas ini.
Arti dan Makna dari Mukbang
Mukbang, meokbang, atau mokbang adalah siaran langsung dimana seorang streamer menyiarkan kegiatan makan-makan. Orang yang menonton kebanyakan adalah orang yang sama-sama suka makan. Sehingga tidak aneh jika makanan yang disantap oleh streamer berjumlah sangat banyak. Misalnya menghabiskan 10 porsi mie sendirian.
Di Korea Selatan, banyak streamer menyiarkan mukbang lewat webcast. Di Indonesia, profesi streamer hampir sama dengan youtuber. Bedanya, streamer mendapat penghasilan dari koin yang dibagikan oleh penonton live. Sedangkan youtuber memperoleh pendapatan dari penayangan iklan.
Daya Tarik Mukbang
Hal yang menarik dari tren mukbang ini ada 3 hal. Pertama, orang yang melakukan siaran sama populernya dengan selebritis. Uniknya, bobot tubuh mereka seolah tidak bertambah bahkan tetap kurus tidak peduli sebanyak apapun makanan yang dihabiskan. Di Indonesia, channel Youtube yang populer dengan mukbang-nya adalah tanboy kun, Korea Reomit, dan Bella Yulia.
Kedua, makanan yang disantap haruslah berjumlah besar. Tanboy kun pernah mengunggah video ‘Makan 10 Bakso Mercon’, Jang Hansol dengan video ‘2 Indomie Hype dan 5 Telur Ceplok’ di channel Korea Reomit, dan Bella Yulia dengan video ‘5 Ayam Geprek’. Hingga kini video mukbang yang mereka unggah ditonton jutaan kali.
Kegiatan makan-makan ini juga menimbulkan bunyi halus yang disebut Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR). Bagi kebanyakan orang yang suka makan, ASMR merupakan alasan utama mereka menonton mukbang. Suara dari gigitan ayam goreng renyah atau mie yang diseruput dengan lahapnya, merupakan daya tarik ketiga yang ada dalam mukbang.
Kontroversi yang Beredar
Selain karena daya tariknya, tren mukbang juga menimbulkan kontroversi. Banyak orang mempertanyakan mengapa makanan sebanyak itu dihabiskan sendiri padahal bisa untuk satu keluarga. Tetapi, follower juga memberi pembelaan bahwa setiap orang punya cara masing-masing untuk menghabiskan uangnya.
Tren mukbang di Korea Selatan yang kini mulai meracuni Indonesia juga menimbulkan bahaya tersembunyi. Jika seseorang memaksakan diri makan makanan besar terus menerus, maka itu akan menimbulkan obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, bahkan diabetes.
Perlahan Mulai Ditinggalkan
Dikutip dari Next Shark, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan di Korea Selatan mengeluarkan pedoman siaran ‘pesta makan’ di tahun 2019. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kebiasaan makan yang baik dan benar, karena tren mukbang dianggap memberi contoh buruk. Pedoman ini juga mengacu pada tingkat obesitas penduduk Korea Selatan yang meningkat sebanyak 34,8 persen sejak 2016.
Seiring dengan berjalannya waktu, tren mukbang di Korea Selatan mulai ditinggalkan karena semakin banyak orang memilih tinggal sendirian. Orang-orang sibuk bekerja, waktu berlalu dan kegiatan makan menjadi lebih nikmat dilakukan secara privasi (tidak disiarkan). Apalagi tubuh langsing menjadi standar kecantikan negara Asia, sehingga orang sangat membatasi porsi makan yang dikonsumsi.
Terlepas dari bahaya dan kontroversi yang ditimbulkan, tren mukbang juga memiliki sisi positif yaitu memperkenalkan budaya kuliner dari tempat asalnya. Berkat kehadiran drama-drama korea yang menjadi candu pagi pecinta sinetron, kita bisa mengenal tteokbokki dan ramyeon. Makanan khas korea yang sering muncul di drama juga bisa menjadi inspirasi bagi content creator dan bisnis makanan.