Regional, BANJAR: Tumpukan sampah menggunung selama libur akhir pekan terjadi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Terminal pada Selasa (03/11/2020). Pemandangan tak sedap tersebut rupanya menuai protes dari masyarakat yang berada di sekitar TPS.
Tumpukan sampah terjadi karena TPS ditutup oleh pengelola, pihak pengelola berdalih penutupan dimulai dari Kamis (28/10) pekan lalu, hingga Senin (02/11). Penutupan terjadi dikarenakan petugas pengelola cuti bersama.
Penumpukan Sampah Berpotensi Jadi Biang Penyakit
Buntut tumpukan sampah menggunung disekitar TPS, menimbulkan reaksi protes dari warga sekitar. Mereka mengeluhkan bau yang menyengat dan banyaknya lalat diseputaran TPS. Warga khawatir tumpukan sampah tersebut dapat menjadi sumber penyakit.
Protes dengan adanya tumpukan sampah tersebut juga diutarakan Yana Bachyan, Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana Kota Banjar yang kantor sekretariatnya berdekatan dengan lokasi TPS. Menurutnya Dinas terkait harus memberikan solusi yang jelas, jangan sampai ini terjadi lagi.
“Seharusnya, jangan jadikan alasan libur cuti bersama sebagai dalih dari pembiaran penumpukan sampah tersebut. Karena produksi sampah tidak mengenal libur, tapi carilah solusi agar tidak terjadi penumpukan sampah dan jadi biang penyakit,” ucapnya.
Hal senada dikatakan Johan, aktivis pemerhati lingkungan yang selalu aktif mengkampanyekan gerakan kebersihan di kota Banjar. Menurutnya penumpukan sampah terjadi akibat dari digemboknya TPS selama cuti bersama, sehingga masyarakat membuang sampah secara asal-asalan di sekitar TPS dan mengakibatkan penumpukan.
Lebih lanjut Johan mengemukakan bahwa produksi sampah dari masyarakat tidak pernah mengenal libur sehingga harus ada solusi dari pengelola sampah apabila menghadapi masa libur panjang.
“Diharapkan agar pemerintah memiliki strategi dan solusi agar tidak terjadi penumpukan sampah seperti ini lagi,” ucapnya.
Tanggapan dari Dinas Kebersihan
Menanggapi keluhan tersebut, kasie pengelolaan sampah dinas kebersihan, pertamanan dan lingkungan hidup kota Banjar. Ludi mengatakan bahwa pihaknya sudah langsung mengatasi permasalah sampah tersebut dan mengangkutnya.
Menurutnya, penggembokan tempat pembuangan sampah di TPS Terminal adalah upaya penyelamatan aset dimasa libur panjang sekaligus untuk meneliti seberapa banyak warga non pelanggan sampah yang biasa melakukan buang lari.
“Cuti bersama adalah hak kami dan untuk menyelamatkan aset, ya kami kunci selama masa libur panjang. Dengan begitu, kita bisa tahu seberapa banyak sampah yang menumpuk di TPS dari warga pelaku buang lari,” tegasnya.
Ludi didampingi kabid Pengelolaan sampah terang-terangan kecewa dengan stigma negatif dari keluhan penumpukan sampah tersebut. Menurutnya, persoalan sampah bukan masalah pemerintah saja, namun perlu kerjasama dari masyarakat dan semua pihak dalam menyiasati penumpukan sampah.
“Sebelum cuti bersama, kami sudah berikan sosialisasi kepada pelanggan bahwa selama cuti bersama tidak akan ada pengangkutan sampah. Kalaupun tetap ada yang membuang sampah di TPS, saya pastikan itu bukan pelanggan retribusi kami, melainkan warga yang tidak mau bayar retribusi sampah dan numpang buang lari di TPS. Bukan hanya warga kota Banjar, kami pantau ada juga warga dari luar Kota Banjar yang buang sampah ke terminal,” ucapnya.
Menurutnya, pihaknya sudah mengangkut sampah sebanyak 4 kubik khusus untuk wilayah TPS Terminal selama cuti bersama. Pihaknya menuding warga pelaku buang lari memiliki andil sebagai kontribusi terbanyak penumpukan sampah yang terjadi.
Selama proses klarifikasi, Ludi juga mengaku keberatan dengan munculnya pemberitaan yang menyebutkan penumpukan sampah terjadi selama cuti bersama.
Sampah merupakan salah satu masalah klasik yang terjadi setiap saat di lingkungan sekitar kita. Pembuangan sampah yang sembarangan tempat bahkan sering menuai polemik di lingkungan.
Kota Banjar sendiri merupakan kota kecil yang sudah berkali-kali meraih penghargaan adipura. Artinya, sebuah prestasi yang memcerminkan budaya kebersihan masyarakat dan pengelolaan sampah yang baik oleh intansi terkait. (Bayu)