Teknologi, SAKATA.ID: Peta persaingan ponsel pintar atau Smartphone di Indonesia berubah, Vivo jadi raja di Indonesia mengalahkan Samsung, Xiaomy, dan Apple.
Ponsel asal Tiongkok ini merajai pasar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 23%.
Padahal, di kuartal sebelumnya, Vivo hanya mampu berada di urutan ke-5, market share yang dia kuasai 12%.
Senior Brand Director Vivo Indonesia Edy Kusuma mengungkapkan beberapa skema yang memberikan kontribusi kepada kesuksesannya itu.
Pertama, dia mengatakan bahwa adanya dukungan online store Vivo. Namun ini terintegrasi antara channel modern dan tradisional.
Ia menegaskan, channel tradisional Vivo yang tersebar di daerah berperan penting pada kesusesan, sehingga vivo jadi raja Smartphone di Indonesia.
Menurutnya, channel tradisional bahkan sebagai salah satu basis penjualan utama Vivo. Yang pada akhirnya ia mengalahkan Samsung, Xiaomy, dan Apple.
Ponsel Vivo atau diproduksi perusahaan Vivo Technology Co. Ltd. Mereka adalah sebuah perusahaan elektronika asal Dongguan, Guangdong, China.
Kemudian, yang ada di urutan kedua penguasa pasar smartphone di Indonesia diduduki Oppo.
Brand ini menguasai 22% pangsa pasar namun dengan nilai pertumbuhan tahunan minus 19%.
Oppo masih jauh dari Vivo, yang sata ini jadi raja smartphone di Indonesia.
Lalu ada Samsung di posisi ketiga. Perusahaan asal Korea Selatan ini menjadi satu-satunya yang mengalami pertumbuhan positif di kuartal ketiga.
Annual growth atau pertumbuhan tahunan Samsung sebesar 7%. Dari sini, menjadikan Samsung berada di posisi ketiga dengan market share 18%.
Sementara itu, untuk posisi Xiaomi, yang juga perusahaan teknologi asal China, merosot ke posisi keempat.
Pangsa pasar mereka tertinggal jauh dari Vivo, yakni sebesar 16% dengan angka pertumbuhan tahunannya minus 18.
Padahal apabila membandingkan dengan kuartal kedua 2021, Xiaomy mampu menguasai 28% pasar smartphone di Indonesia.
Ketika itu, angka pertumbuhan Xiaomy sebesar 112% lebih besar dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Nah, untuk posisi kelima diduduki oleh Realme. Mereka punya pangsa pasar 13%. Berarti Realme naik tipis dari 12% di kuartal kedua.
Hanya saja, angka pertumbuhan tahunan Realme minus 18%. Jadi ponsel Realme masih jauh dari Vivo yang disebut sebagai raja smartphone di Indonesia.
Sementara untuk perhitungan secara global, Samsung masih menjadi raja ponsel dunia.