Regional, TASIKMALAYA: Ivan Dicksan selaku Sekrretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya menjadi kandidat terkuat Dewan Pembina Ikatan Alumni Universitas Siliwangi atau IKA Unsil.
Jabatan IKA Unsil sendiri akan berakhir pada September mendatang. Desas-desus tentang sosok yang akan menjadi dewan pembina mulai terbuka.
Salah satunya adalah H Ivan Dicksan, Sekda Kota Tasik, yang akan dicalonkan. Bahkan keinginan untuk mengangkat Ivan ini diungkapkan langsung oleh Sekretaris IKA Unsil, Taufiq Rohman, M.Pd..
Taufiq berharap Ivan mau menerima pencalonan tersebut. Disamping sebagai birokrat senior, Ivan Dicksan juga bisa mewakili unsur pemerintahan Kota Tasikmalaya.
“Saya berharap, (Ivan Dicksan) sebagai keterwakilan birokrat. Bisa menjadi penguatan Unsil ke depan, ” ungkap dia.
Ia menambahkan, pihaknya juga tengah mengusulkan unsur lainnya untuk menjadi Dewan Pembina IKA Unsil selain dari Birokrat. Antara lain ulama, pengusaha, politisi, dan berbagai pekerjaan lainnya.
Sehingga, tegas Taufiq, yang ada dalam struktur kepengurusan IKA Unsil dapat berkolaborasi semuanya, paling tidak mereka bisa mewakili unsur di masyarakat.
“Apabila semua unsur keterwakilan tokoh masyarakat. Dengan berbagai kapasitasnya. Bisa menjadi dewan pembina. Saya yakin Unsil bakal makin cemerlang. Sekaligus bisa maksimal dalam pengamalan Tri Dharma kampus,” papar dia.
Di tempat terpisah, Salman Alfaritsi M.Si, salah satu Dosen Unsil menuturkan, kedudukan Dewan Pembina IKA Unsil sangat penting. Sehingga formulasinya pun harus sesuai dengan keterwakilan masyarakat.
Karena mereka mampu membantu pemetaan kebutuhan prodi Unsil sampai bisa benar benar sesuai dengan perkembangan zaman.
“Yang saya rasakan sekarang. Prodi di Unsil sudah bagus. Namun, akan lebih bagus lagi bila dikembangkan. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ungkap dia.
Sementara itu, Rektor baru Unsil DR Nundang Busaeri menuturkan, pihaknya akan sangat antusias seandainya IKA Unsil diisi oleh orang-orang yang memiliki semangat kebersamaan tinggi.
Seiring dengan persaingan usaha yang semakin ketat seperti sekarang.
“Artinya, kebersamaan yang dibangun alumni. Bukan berdasarkan kepentingan dan eksistensi diri saja. Tapi saling menguatkan antar alumni. Dalam berbagai konteks harus diperkuat. Termasuk dunia usaha,” ungkap dia.